Mitsubishi Motors memperkirakan kerugian bersih sepanjang tahun fiskal 2016 mencapai 145 miliar yen (US$ 1,4 miliar) akibat skandal efisiensi bahan bakar. Pada bulan April, produsen mobil Jepang tersebut mengaku telah memalsukan uji efisiensi bahan bakar selama beberapa dekade.
Kerugian yang diperkirakan menandai penurunan keuntungan untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan tahun 2008.
Mitsubishi telah melaporkan penurunan laba bersih sebesar 39 persen pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret akibat skandal efisiensi bahan bakar.
Mengutip BBC di Jakarta, Kamis (23/6/2016), Mitsubishi mengatakan akan memberikan kompensasi terhadap empat pemilik kendaraan sebesar US$ 1.000. Secara total, biaya penggantian diperkirakan mencapai US$ 600 juta.
Produsen mobil Jepang tersebut telah mengakui bahwa penggunaan sistem uji yang digunakan untuk mengelabui data bahan bakar kendaraan sudah dioperasikan selama 25 tahun terakhir. Sistem tersebut digunakan di beberapa model yang dipasarkan di dalam negeri sejak 1991, meskipun ketika itu terjadi perubahan peraturan namun Mitsubishi tak mengindahkan tuntutan perubahan.
Pada bulan Mei presiden perusahaan, Tetsuro Aikawa, mengundurkan diri di tengah skandal, menyusul pengambilalihan oleh Nissan.
Sebelum skandal terkuak, Mitsubishi Motors tercatat sebagai produsen mobil terbesar keenam di Jepang dan nomor 16 di seluruh dunia, dengan produksi tahunan berjumlah 1.218.853 unit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
