Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Holding Energi, Dewan Ekonomi Nasional Belum Ambil Sikap

Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) hingga saat ini belum mengeluarkan sikap resmi terkait rencana pembentukan holding BUMN bidang energi, kata anggota DEN Andang Bachtiar.

Menurut Andang dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (14/7/2016), sejak pernyataan tertulis Sidang Paripurna DEN ke-3 bersama Ketua DEN Presiden Jokowi, 22 Juni 2016, belum ada lagi rapat anggota atau sidang anggota yang membahas dan atau apalagi mengeluarkan pernyataan resmi tentang permasalahan energi strategis.

"Termasuk tentang Holding BUMN bidang Energi," katanya meluruskan pemberitaan terkait holding BUMN Energi di media massa yang memuat pernyataan anggota DEN, Tumiran.

Menurut dia, pernyataan Tumiran yang dimuat di berbagai media adalah pernyataan pribadi, bukan pernyataan resmi DEN.

Andang menyatakan, jika anggota DEN sebagai pribadi, boleh-boleh saja memberi masukan dan mengkritisi, namun dalam konteks lembaga tentu saja tidak bisa menolak apalagi bertentangan dengan kebijakan pemerintah.

"Jangan lupa, Ketua DEN adalah Presiden," ujarnya mengingatkan.

Sementara itu Tumiran mengaku, bahwa pernyataannya di media sama sekali bukan sikap DEN. "Itu bukan sikap DEN. Karena sikap DEN bersifat kolegial yang harus diputuskan melalui rapat," katanya.

Tumiran menyatakan, hanya sekali diwawancarai sebuah media online sekitar 26-27 Juli 2016. Memang, dia juga pernah melakukan diskusi kecil di Yogyakarta sebelum lebaran. Namun, tambahnya, pernyataannya dalam acara tersebut sangat biasa. Jauh berbeda dengan yang dimuat di media massa.

Tumiran menegaskan, dirinya bukan tidak mendukung apalagi menolak holding BUMN energi, tapi memang perlu dipersiapkan dengan baik dan kehati-hatian. Misalnya dengan membenahi terlebih dahulu tata kelola migas.

Selain itu, mengacu pada UU Energi, seharusnya gas harus menjadi modal pembangunan nasional, tambahnya, artinya, bahwa orientasi ekspor dikurangi, pendistribusian untuk kepentingan masyarakat, hilirisasi harus berjalan optimal, serta percepatan pembangunan infrastruktur.

"Pemikiran saya komprehensif. Saya hanya mengingatkan, bahwa pembentukan holding harus mendukung energi menjadi modal pembangunan. Itu yang saya maksud dengan kehati-hatian," kata Tumiran. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: