Indonesia Harus Banyak Kerja Sama dengan Pelaku Keuangan Syariah Global
Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Bambang Brodjonegoro menilai Indonesia butuh bekerjasama lebih erat lagi dengan pelaku keuangan dan ekonomi islam guna memajukan perkembangan keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia.
Dia menyebutkan, salah satu strategi keuangan dan arah kebijakan indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN 2015-2019) adalah membangun arsitektur keuangan syariah yang akan menjadi roadmap dan panduan dalam mengembangkan standar dan pengelolaan keuangan syariah.
"Untuk mencapai ini, kita perlu bekerja sama dengan para ahli serta pelaku keuangan dan ekonomi Syariah dari seluruh dunia untuk mempelajari praktik-praktik terbaik, maupun perkembangan-perkembangan keuangan dan ekonomi Syariah terkini," ujar Bambang saat silaturahim Idul Fitri lAEl di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Lebih jauh, katanya, Indonesia memiliki kepentingan besar pada perdagangan global dan memiliki ambisi terciptanya kolaborasi usaha antar sesama komunitas bisnis Muslim global untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Forum bisnis seperti World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 menyediakan wadah yang ideal untuk pelaku pengambil keputusan dari sektor swasta maupun publik dan juga bagi kalangan usaha untuk membangun jaringan usaha mereka dan mengambil peluang bisnis.
WlEF ke-12 melalui program-program khususnya, menaruh perhatian besar dalam menciptakan jembatan kerjasama bagi para pengusaha. Sebagaimana diketahui WIEF ke-12 yang akan berlangsung pada 2 -4 Agustus mendatang akan dihelat di Jakarta Convention Centre, Indonesia.
"Kesempatan ini ada dalam Forum WlEF ke-12 yang akan memberikan manfaat besar bagi indonesia dengan menghadirkan para pemimpin pemerintahan, pemimpin industri, akademisi, tenaga ahli, pelaku usaha profesional dan manager korporasi dimana mereka nantinya akan berbagi ilmu dan praktik terbaiknya guna memformulasikan dan membentuk strategi serta arah kebijakan yang sesuai dan tepat untuk memperkuat keuangan dan ekonomi Syariah lndonesia," papar Bambang yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Adapun program WIEF ke-12 tentang keuangan Syariah nantinya akan terdiri dari dua sesi dimana para pemimpin usaha, akademisi dan tenaga ahli dalam industri akan berkumpul untuk membahas isu-isu dan tantangan terkini.
Sesi pertama berupa Industry Hardtalk di mana para panelis akan membahas bagaimana cara menambal gap pembiayaan pembangunan infrastuktur dan telaah lebih dalam mengenai potensi sukuk untuk mendukung pembangunan infrastruktur. Sesi kedua adalah diskusi panel tentang bagaimana menghubungkan keuangan Syariah dengan sektor usaha halal.
Para panelis akan membahas lebih jauh tentang bagaimana dukungan keuangan Syariah dalam pengembangan usaha di berbagai sektor usaha halal.
"Dalam rapat persiapan, ada enam kepala negara confirm hadir selain tentu PM Mly karena pendiri WIEF. RI1 akan buka dan bertemu mereka. Akan ada pula pebisnis, praktiksi dan akademisi keuangan dan ekonomi syariah internasional. 500 tokoh dari 50 negara dan 120 tokoh penting. Selain capaian Islamic finance baik, Indonesia jadi tuan rumah WIEF juga karena ekonomi Indonesia baik. Ekonomi ke 16 besar jadi tujuan investasi menarik. Lansekap investasi Indonesia sangat menjanjikan peluang," tukas Bambang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement