Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Qantas Bukukan Laba Terbesar dalam Sejarah

Warta Ekonomi, Perth -

Perusahaan maskapai penerbangan Australia, Qantas, berhasil membukukan laba bersih terbesar sepanjang 95 tahun beroperasi di angka 1,03 miliar dolar atau setara dengan Rp10,4 triliun atau melonjak jauh dari kondisi tahun lalu dengan laba 557 juta dolar (Rp5,6 triliun).

Laba kotor perusahaan yang sudah melantai di bursa itu juga naik 60 persen ke 1,53 miliar dolar dari 975 juta dolar di tahun sebelumnya.

Menurut Direktur Qantas, Alan Joyce, pencapaian tahun ini didukung oleh kebijakan pemangkasan berbagai biaya dan mengunci keuntungan dari harga bahan bakar yang lebih murah.

Berkat anjloknya harga minyak dunia, Qantas dapat mendulang untung 664 miliar dolar dari mematok harga bahan bakar pesawat.

Gabungan pendapatan Qantas dan rute-rute domestik Jetstar mencapai 820 juta dolar, naik 30 persen dari tahun sebelumnya.

"Ini adalah hasil terbaik dalam 95 tahun sejarah Qantas, sejarah dunia penerbangan Australia, titik," ujar dia seperti dilansir jaringan ABC.net.au, Rabu (24/8/2016).

Dengan rekor laba ini, Qantas untuk pertama kalinya sejak 2009 akan membagikan dividen sebesar 7 sen (Rp705) per lembar saham, yang akan dibayar pada Oktober. Perusahaan itu juga akan membeli balik sahamnya hingga nilai 366 juta dolar.

Bloomberg melaporkan pada perdagangan hari ini di Sydney, saham Qantas naik 4,1 persen ke angka 3,54 dolar per lembar.

Dalam enam tahun terakhir, Qantas telah mengalami jatuh-bangun, mulai dari tahun 2010 di mana laba tercatat 112 juta dolar naik ke 250 juta pada tahun 2011. Qantas kemudian terjerembab ke posisi merugi 245 juta dolar pada tahun 2012, dan setahun berikutnya mampu keluar dari lembah kerugian dengan mencatatkan laba 1 juta dolar.

Pada tahun 2014 perusahaan berlogo kangguru putih itu merugi hingga 2,8 miliar dolar dan sejak itu Qantas menerapkan kebijakan penghematan 2 miliar dolar biaya operasional dan memecat 5.000 pekerja atau sekitar 15 persen dari total pegawainya.

Alan Joyce menyebutkan bahwa sejak itu penghematan bisa konsisten bertahan di angka 1,66 miliar per tahun, dan 557 juta dolar laba dari operasi.

Merosotnya harga minyak menopang keuntungan perusahaan yang sangat kuat dengan prestasi keamanan serta ketepatan jadwal terbang itu.

Penerbangan internasional Qantas memainkan peran kunci dalam postur keuntungan, dengan pendapatan total 512 juta dolar sebelum potongan pajak, naik 95 persen dibandingkan tahun 2015. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: