Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi Sesuai Kebutuhan Global, Kemendikdasmen-Kemenaker-KP2MI Bersinergi

Tingkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi Sesuai Kebutuhan Global, Kemendikdasmen-Kemenaker-KP2MI Bersinergi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meningkatkan kolaborasi antara sektor pendidikan dan sektor ketenagakerjaan bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI)/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Hal tersebut diwujudkan melalui penandatanganan sejumlah perjanjian kerja sama (PKS) antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) bersama Kemenaker dan KP2MI di Jakarta pada Senin (24/3/2025).

Baca Juga: KKP-KP2MI Teken PKS Penguatan Tata Kelola Pelindungan PMI Kelautan Perikanan

Berdasarkan data Penempatan Pekerja Migran Indonesia tahun 2021-2023 KP2MI mencatat pada tahun 2022, penempatan pekerja migran Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya, yakni 176%, tepatnya menjadi 200.802 penempatan atau bertambah sebanyak 128.178 penempatan. Kemudian, di tahun 2023, jumlahnya meningkat sebanyak 37% atau menjadi 274.965 penempatan (bertambah sebanyak 73.893).

Penempatan pekerja migran Indonesia ini terus menunjukkan pertumbuhan positif setidaknya sampai pertengahan tahun 2024 dan menandakan besarnya minat masyarakat Indonesia untuk bekerja ke luar negeri. 

Pertumbuhan positif ini turut didorong oleh permintaan tenaga kerja dari luar negeri cukup tinggi, mencapai 1,7 juta permintaan tenaga kerja. Namun, saat ini Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 297 ribu.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, serta memperkuat keterhubungan antara ekosistem pendidikan, dunia industri, dan dunia kerja, termasuk sebagai bentuk dukungan kita bersama terhadap sektor tenaga kerja migran. 

“Melalui kerja sama ini, kita ingin memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi memiliki kompetensi profesional yang sesuai dengan kebutuhan dunia global,” kata Menteri Mu’ti, dikutip dari siaran pers Kemendikdasmen, Selasa (1/4).

Menteri Mu'ti mengungkapkan, kerja sama yang dilakukan tersebut dapat menjadi proyek rintisan bersama, di mana Kemendikdasmen menyiapkan SDM yang kompeten dan profesional, Kemenaker melaksanakan proyek rintisan pengembangan kompetensi dan sertifikasi, semantara itu Kementerian PPMI dapat memfasilitasi penempatan lulusan vokasi yang ingin bekerja di luar negeri.

Aksi Nyata Siapkan SDM Profesional

Pendiri Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Overseas Training Center (OTC), I Wayan Rediyasa, mengungkapkan bahwa objektif utama dalam pembelajaran di LKP adalah menjadikan peserta didik berhasil mengikuti program pembelajaran dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan. 

Selain itu, LKP harus terus mencari sekaligus membuka penawaran peluang agar peserta didik berpeluang untuk dapat bekerja di luar negeri. 

“Kedua hal ini yang akan menjadi keunggulan LKP,” kata Rediyasa.

Ia juga mengungkapkan, pembaruan kurikulum juga harus terus dilakukan sesuai dengan evaluasi yang diberikan oleh industri. Hal ini dilakukan agar kurikulum dan pelatihan yang diberikan, betul-betul selaras dengan kebutuhan industri. Tentu membutuhkan kerja sama dan kemitraan yang intens agar industri dapat terus memberikan masukan untuk kualitas lulusan LKP.

“Kredibilitas LKP harus dijaga dengan memastikan kualitas lulusan yang memiliki soft skill,” kata Rediyasa. 

Ia menceritakan bahwa dengan menjaga kualitas dan kredibilitas, banyak industri bermitra dengan LKP OTC dan memberangkatkan banyak sekali lulusan ke luar negeri.

Dari Subang, Jawa Barat, Kepala SMKN 2 Subang, Deden Suryanto, menyampaikan hal senada. Ia melihat peluang kerja sama antara SMK dengan industri semakin terbuka lebar. 

Hal tersebut membuat ia dan tim menerapkan pembelajaran yang membina hard skill, dan soft skill, serta berfokus pada outcome menghadirkan lulusan yang memiliki kompetensi berdaya saing global. 

Deden menyampaikan, SMKN 2 Subang sejak tahun 2005 sudah memberangkatkan lulusan ke luar negeri. Total ada lebih dari 500 alumni yang sudah di Jepang, 200 di Korea, dan di beberapa negara lain. 

Lulusan yang mendapatkan pekerjaan di luar negeri juga berangkat dengan ragam kompetensi, seperti rekayasa perangkat lunak, teknik pengendalian industri, pengolahan makanan, perikanan, dan lain-lain.

Sebagaimana I Wayan Rediyasa dan Deden Suryanto mengharapkan kualitas terbaik lulusan LKP dan SMK dapat bekerja profesional di luar negeri, Kemendikdasmen turut berupaya dapat menghubungkan ekosistem pendidikan secara langsung dengan sektor industri. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: