Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maskapai Nasional Australia PHK 6.000 Pegawai, yang Dirumahkan Jauh Lebih Banyak

Maskapai Nasional Australia PHK 6.000 Pegawai, yang Dirumahkan Jauh Lebih Banyak Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas, akan memberhentikan 6.000 orang karyawan dan mengistirahatkan 15.000 tenaga kerjanya agar bisa bertahan dari krisis yang disebabkan oleh virus corona atau Covid-19.

CEO Qantas, Alan Joyce yang sempat mengklaim maskapai berada dalam posisi keuangan yang jauh lebih kuat daripada saingannya, kini menyampaikan perusahaan telah berusaha mengumpulkan modal baru, hingga penerbangan kembali dibuka seperti sediakala.

Alan mengatakan kemungkinan krisis yang dihadapi saat ini akan memakan waktu yang cukup lama, bahkan penerbangan internasional paling tidak dilanjutkan sebelum Juli tahun depan. Ia pun berharap pemerintah Australia dapat memperpanjang subsidi yang direncanakan berakhir pada September.

Baca Juga: Go-Jek Diprotes: PHK Ratusan Karyawannya Langgar UU

"Kami sedang melakukan diskusi yang baik dengan pemerintah tentang kemungkinan memperpanjang pemberi kerja, atau bentuk dukungan lain, bagi mereka yang berada di industri penerbangan yang akan mundur untuk waktu yang lama," kata Alan dikutip dari The Guardian belum lama ini.

Alan juga mengatakan Qantas telah berbicara dengan pemerintah mengenai kemungkinan memperpanjang skema bantuan Covid-19 bagi para pekerja, termasuk staf Qantas.

"Kami juga berbicara dengan pemerintah negara bagian mengenai pembukaan perbatasan mereka karena, begitu dibuka, kami dapat membuat lebih banyak orang kembali bekerja,"  katanya.

Armada Qantas yang terdiri dari 12 pesawat jarak jauh Airbus A380, yang dapat mengangkut lebih dari 800 penumpang, akan disimpan dan tidak dioperasikan diperkirakan hingga tiga tahun ke depan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan hilangnya ribuan pekerjaan di Qantas sangat memilukan. Sementara, Sekretaris nasional Serikat Pekerja Transportasi, Michael Kaine meminta Qantas dan Pemerintah Federal bertanggung jawab atas hilangnya pekerjaan ribuan orang Australia ini.

"CEO Qantas piawai melobi Canberra bila sesuai dengan agendanya, namun dia begitu gampangnya memecat orang," kata Michael.

"Qantas terburu-buru mengambil keputusan untuk memangkas ribuan pegawainya," sambungnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: