Bukalapak kembali bekerja sama dengan Global Qurban-Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyediakan jasa pembelian hewan kurban secara online.
Kerja sama ini dilakukan untuk mengulang kesuksesan penjualan hewan kurban di Bukalapak tahun lalu. Tahun ini, ACT kembali melakukan pemotongan dan pendistribusian hewan kurban yang terjual di situs Bukalapak ke masyarakat di lokasi terpinggir, daerah rawan bencana kemanusiaan, dan tempat pengungsian, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky mengatakan program ini merupakan bagian dari layanan Bukalapak untuk mengajak dan memfasilitasi umat muslim guna menunaikan ibadah kurban yang disalurkan melalui Global Qurban-ACT.
"Program ini mudah dan murah karena masyarakat tinggal melakukan keseluruhan transaksi secara online. Biayanya pun all-in, sudah termasuk semuanya, mulai dari operasional, sosialisasi, penyediaan hewan, pemotongan, distribusi, dokumentasi, dan pelaporan," katanya dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Senin (5/9/2016).
Achmad Zaky mengharapkan program ini akan mempertemukan uluran tangan umat muslim dalam bentuk ibadah kurban dengan mereka yang sangat membutuhkan.
"Tahun ini Bukalapak menyediakan lima jenis pilihan hewan kurban yang dapat dipilih oleh pekurban, yaitu kambing dengan harga Rp1.750.000, kambing Gaza dengan harga Rp4.725.000, sapi dengan harga Rp12.250.000, sapi Gaza seharga Rp29.925.000, dan unta dengan harga Rp24.750.000," ujarnya.
Ia memastikan harga hewan kurban yang ditawarkan relatif murah jika dibandingkan dengan harga hewan kurban dari lembaga lain.
"Hal ini dikarenakan Global Qurban ACT telah mempersiapkan stok hewan kurban jauh sebelum hari raya kurban melalui program pemberdayaan para peternak plasma di Lumbung Ternak Masyarakat (LTM) yang merupakan instrumen penggerak ekonomi masyarakat," sebutnya.
Sementara itu, Senior Vice President ACT Imam Akbari mengatakan pihaknya dapat memastikan bahwa semua hewan kurban yang dijual di Bukalapak berupa kurban yang berkualitas, sehat, dan bebas dari kecacatan.
"Program Tabungan Qurban dan Qurban Progresif yang sudah kami jalankan dari tahun 2013 adalah bentuk komitmen kami untuk terus menghidupkan roda ekonomi masyarakat peternak serta menyiapkan stok hewan qurban yang sehat, berkualitas, dan sesuai standar syariah kurban," paparnya.
Imam Akbari menjelaskan Global Qurban-ACT siap mendistribusikan amanah para pekurban ke-34 provinsi di Indonesia dan 27 negara di antaranya Palestina (Gaza), Suriah, Lebanon (pengungsi Suriah), Somalia, Myanmar, Timor Leste, Kamboja, Laos, Vietnam, Filipina, Kenya (pengungsi Somalia), Nepal, Sudan, Mongolia, Kamerun (pengungsi Afrika Tengah), Vanuatu, Kyrgistan, Kazakstan, Tajikistan, dan Bosnia.
"Kami siap mengantar amanah kurban ke lokasi-lokasi di mana ada bencana kemanusiaan, kaum marginal, serta rawan pangan di penjuru dunia. Program ini dikelola secara profesional, amanah, transparan, serta memberdayakan masyarakat," lanjutnya.
Sebagai bentuk transparansi, imbuhnya, pekurban akan mendapatkan sertifikat pembelian kurban sebagai bukti bahwa telah terdaftar sebagai pekurban 2016 di Global Qurban. Selain itu, pekurban juga akan menerima laporan dari Global Qurban berupa laporan pemotongan dan distribusi melalui SMS yang akan disampaikan sesaat setelah hewan kurban dipotong dan didistribusikan.
Sedangkan laporan lengkap melalui email atau hard-copy berupa foto hewan kurban sebelum dipotong (hewan hidup), setelah dipotong, dan foto distribusi dagingnya dilengkapi profil wilayah di mana kurban didistribusikan, disampaikan paling lama sebulan setelah hari tasyrik.
"Hewan kurban yang dijual dan disediakan secara online maupun yang dikelola di tangan manajemen modern dapat menjadi medium penumbuhan strategi membenahi peradaban. Saya percaya dengan adanya banyak jalur untuk mempermudah pembelian dan distribusi kurban di Indonesia, kegiatan kurban pun mampu memberdayakan ritual keagamaan menjadi kegiatan sosial yang positif, khususnya dalam pembelian dan pendistribusiaan bagi yang memerlukannya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement