Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wah, 80% Bahan Baku Makanan Indonesia Masih Impor

Warta Ekonomi, Jakarta -

Melihat perkembangan makan dan minuman di Indonesia cukup membanggakan, dilihat dari produk dan produsen makanan dan minuman yang ada sangat beragam, tidak sedikit pula makanan hasil produksi produsen dalam negeri menembus pasar ekspor. Namun, jika dilihat dari bahan baku makanan yang digunakan atau food ingredients yang digunakan ternyata kebanyakan diimpor dari luar negeri.

Bahan baku makanan seperti ekstrak makanan alami seperti biji-bijian, buah, dan sayuran. Kemudian freeze dry product, pewarna, pemanis, dan flavour, sebagian masih didatangkan dari luar negeri. Bahkan flavour, seperti flavour ayam, sapi, ikan, dan buah-buahan 100% masih diproduksi di luar negeri, seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Bahan-bahan tersebut oleh produsen makanan dan minuman dalam negeri baru kemudian diformulasikan dengan bahan-bahan yang lain hingga menghasilkan berbagai produk yang dihasilkan seperti mie rasa soto ayam, sup ayam, BBQ, dan lain sebagainya.

Direktur South East Asian Food and Agricultural Science and Technology Nuri Andarwulan mengatakan bahan-bahan tersebut belum dalam diproduksi di dalam negeri karena biaya produksinya sangat tinggi. Untuk menciptakannya, dibutuhkan scientist yang bayarannya sangat mahal.

"Itu yang membuat harus scientist tidak bisa tidak, mereka levelnya tidah hanya sarjana tapi doktor," tegas Nuri.

Untuk teknologi dan sumber daya manusia di Indonesia, menurut Nuri sudah siap. Yang dibutuhkan saat ini adalah komitmen perusahaan dan investor untuk mengembangkannya di dalam negeri. Jika bahan-bahan tersebut sudah dapat dikembangkan di dalam negeri, menurutnya, biaya produksi makanan dan minuman menjadi lebih murah.

Hingga saat ini, lanjut Nuri, sudah ada beberapa perusahaan di Indonesia yang mulai mengembangkan bahan baku makanan, seperti Indeso dengan produk aromatic chemical. Yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah bahan baku dasar seperti tepung. Tentunya itu tidak cukup untuk membuat produk yang beragam.

Bahan makanan yang digunakan di kalangan produsen makanan di dunia terus dikembangkan dan mengikuti tren. Untuk memperkaya pengetahuan tersebut dan mendapatkan update, Indonesia rutin mengikuti pameran bahan baku makanan dan minuman terkemuka di kawasan Asia seperti yang akan digelar dalam waktu dekat, UMB Asia yang bakal digelar di JIExpo Kemayoran tanggal 21-23 September 2016.

Melalui kegiatan ini, produsen makanan dan minuman kemudian akan mencoba produk-produk terbaru untuk menciptakan produk-produk baru. Selain itu produsen juga mencari formulasi-formulasi baru untuk menurunkan biaya operasional dengan cara mengganti raw material.

"Dengan menghadiri pameran ini mereka akan tahu ingredients ini diganti dengan ingredients ini akan menghasilkan biaya berapa, mereka akan tahu," katanya.

Bukan hanya produk, kegiatan tersebut juga akan menghadirkan teknologi pengolahan produk dan bahan makanan sehingga selain mendapatkan informasi produk bahan makanan juga mengajarkan bagaimana cara membuatnya. Dalam kesempatan ini, juga akan digelar kompetisi yang melibatkan para mahasiswa untuk menciptakan bahan makanan baru.

Rungphech Chitanuwat, Business Director UMB Asia mengatakan, FI Asia 2016 adalah peluang bagi para pelaku industri bahan baku manan dan minuman untuk memperkenalkan produk-produknya sekaligus menggali informasi teranyar di industri ini.

"Dengan mempertemukan lebih dari 700 pemasok bahan baku baik lokal maupun internasional untuk memperluas pengetahuan serta membangun hubungan bisnis pameran ini menjadi referensi bagi 15.000 industri yang akan hadir," jelasnya.

Sementara, Ketua Komite Promosi dan Kerjasama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Lena Prawira menambahkan penggunaan food additive saat ini 80% masih impor. Namun kalau untuk bahan dasar sudah lumayan. Dia juga berharap akan ada produsen dalam negeri yang memperoduksi bahan makanan aditif tersebut.

"Kami lebih senang kalau bisa beli lokal," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: