PT Pelindo II tengah gencar mencari investor sebagai pembiayaan untuk merampungkan seluruh tahapan proyek Terminal Kalibaru.
"Tentu ada beberapa cara untuk mendapatkan pembiayaan, yang pertama tentu kita akan 'roadshow' untuk bertemu dengan teman-teman investor," kata Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya usai peresmian Terminal Peti Kemas Kalibaru Tahap 1A di Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Menurut Elvyn, menggandeng investor merupakan cara utama yang akan ditempuh, baik meliputi investor pasif maupun aktif.
Selain itu, lanjut dia, akan digali juga pembiayaan dari sumber internal, yaitu mengubah anak perusahaan menjadi perusahaan terbuka, menerbitkan surat utang dan meminjam dari perbankan.
"Dengan meng-IPO-kan anak perusahaan (melantai di bursa), kita akan dapat 'fresh fund' (dana segar), setidaknya ada empat pola yang akan kita lakukan, kita akan 'review' (kaji)," katanya.
Elvyn mengatakan IPO dan penerbitan surat utang kemungkinan akan dilakukan mulai 2017 atau 2018.
"Pembiayaan pelabuhan itu enggak 'one time', tapi bertahap sesuai dengan kebutuhannya," katanya.
Sementara itu, Elvyn mengaku pihaknya masih memiliki kecukupan modal sebesar Rp11 triliun.
Saat ini Pelindo II baru merampungkan Terminal Peti Kemas Kalibaru Tahap 1A dari tiga terminal peti kemas dan dua terminal produk.
Sementara itu, saat ini Elvyn mengatakan untuk perkembangan pekerjaan Tahap 1B tengah dilakukan reklamasi dan akselerasi.
"Saya akan bicara dengan kontraktornya bagaimana melakukan percepatan, sehingga kemudian sesuai harapan Bapak Presiden, tahun 2019 bisa selesai, paling tidak 'paltform-nya'," katanya.
Elvyn mengaku normalnya seluruh tahapan pekerjaan tersebut bisa rampung pada 2020.
Pasalnya, Presiden Joko Widodo meminta Pelindo II untuk segera menyelesaikan seluruh tahapan pembangunan Terminal Kalibaru, yang ditargetkan pada 2019.
"Persaingan semakin sengit, secepatnya terminal ini diselesaikan, jangan menunggu-nunggu lagi karena kita sangat kekurangan kapasitas," katanya.
Presiden juga memerintahkan kepada Pelindo II untuk segera menggandeng swasta dan mencari investor untuk pembiayaan pembangunan terminal tersebut.
"Persaingan sudah di depan kita, kalau terlambat kita akan ditinggal, 2019 harus selesai,"katanya.
Terminal peti kemas Kalibaru telah dioperasikan oleh perusahaan usaha patungan (joint venture) antara Pelindo I TPK dan Konsorsium Mitsui-PSA-NYK Line, yaitu PT New Priok Container Terminal One (NPCT1).
Dengan adanya Terminal Kalibaru, maka kapasitas terminal peti kemas di Tanjung Priok bertambah 1,5 juta TEUs per tahun.
Terminal Kalibaru dibangun dalam rangka membangun kapasitas secara bertahap untuk mengantisipasi penanganan peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok yang semula berkisar lima juta TEUs per tahun pada 2009-2010.
Kemudian ditanggulangi dalam jangka pendek dengan melakukan konfigurasi terminal, penambahan peralatan dan penataan pola operasi menjadi tujuh juta TEUs per tahun.
Dalam jangka panjang, kapasitas total Pelabuhan Tanjung Priok akan bertambah sebesar 11,5 juta TEUs per tahun setelah keseluruhan Terminal Kalibaru selesai.
Untuk memastikan kesiapan operasi, Terminal Peti Kemas Kalibaru telah melaksanakan sejumlah uji coba operasi (trial operation) untuk pelayaran internasional dengan mendatangkan beberapa kapal, di antaranya kapal Uni Perfect bongkar muat 425 kotak (boks) pada 3 Agustus 2016, Kapal MV Leo Perdana bongkar muat 343 kotak pada 2 Juli 2016 dan Kapal MV Sinar Sumba bongkar muat 783 kotak pada 27 Mei 2016.
Ketiga uji coba tersebut merupakan tindak lanjut coba operasi pelayaran domestik yang dilaksanakan pada 28 Januari 2016 lalu dengan melayani bongkar muat 50 kotak.
Terminal Peti Kemas Kalibaru memiliki luas lahan kurang lebjh 32 hektare dan kapasitas sebesar 1,5 juta TEUs per tahun dengan total panjang dermaga 450 meter saat ini (850 meter pada akhir 2016) dan kedalaman -14 meter LWS (akan dikeruk secara bertahap hingga -30 meter LWS).
Terminal baru tersebut diproyeksikan untuk dapat melayani kapal peti kemas dengan kapasita 13.000-15.000 TEUs dengan bobot di atas 150.000 DWT.
Terminal Peti Kemas Kalibaru merupakan terminal peti kemas pertama dalam pembangunan Fase 1A Terminal New Priok yang terdiri atas tiga terminal petikemas dan dua terminal produk.
Pembangunann Fase 2 Terminal Kalibaru akan dilaksanakan setelah pengoperasian Fase 1 Terminal Kalibaru.
Ketika keseluruhan proyek telah selesai, akan ada total tujuh terminal peti kemas dan dua terminal produk dengan area pendukungnya yang memiliki total area 411 hektare. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement