Badan Urusan Logistik (Bulog) menginginkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut tuntas kasus dugaan korupsi yang terkait dengan sejumlah pejabat negara seperti Ketua DPD Irman Gusman (IG).
"Terkait dengan proses hukum yang sedang berlangsung di KPK, Perum Bulog menghormati dan mendukung KPK untuk mengusut kasus tersebut sampai tuntas," kata Direktur Pengadaan Bulog Wahyu dalam jumpa pers di Gedung Perum Bulog, Jakarta, Senin (19/9/2016).
Ketua KPK Agus Rahardjo menetapkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman (IG) dan dua lainnya yakni XSS dan MNI sebagai tersangka terkait dugaan korupsi kuota gula impor untuk wilayah Sumatera Barat.
"KPK menetapkan status tersangka pada tiga orang yakni XSS, MNI dan IG terkait tindak korupsi pada penyelenggara negara," ujar Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (17/9).
Kronologis kejadian bermula ketika XSS, MNI dan WS (adik dari XSS dan MNI) mendatangi rumah IG pada Jumat pukul 22.15. Kemudian sekitar pukul 00.30, ketiganya keluar dari rumah IG dan tim KPK menghampiri ketiganya ketika berada di dalam mobil yang masih parkir di halaman rumah IG.
"Petugas KPK kemudian meminta mereka untuk masuk kembali ke dalam rumah dan meminta agar IG menyerahkan bungkusan berisi uang yang berasal dari XSS dan MNI." Bungkusan tersebut ternyata merupakan uang senilai Rp100 juta. Agus menyatakan bahwa uang tersebut merupakan uang jasa rekomendasi untuk kuota impor gula wilayah Sumatera Barat.
KPK menilai rekomendasi tersebut dapat mempengaruhi Bulog dalam memberikan jatah kuota impor gula.
Stabilisasi harga Wahyu yang juga sedang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Bulog juga menyatakan, penugasan stabilisasi harga kepada Perum Bulog merupakan tugas mulia yang akan dilaksanakan sebaik mungkin dengan kemampuan dan pengerahan seluruh sumber daya yang dimiliki.
"Sehingga kami bertekad tidak akan mencederai dengan tindakan yang merusak nama baik institusi dan tugas mulia tersebut," kata Wahyu.
Dia menjelaskan, dalam rangka stabilisasi harga gula, Bulog ditugaskan untuk menuyediakan gula yang pengadaannya baik dari dalam maupun luar negeri, dengan tujuan untuk menurunkan harga gula di pasaranyang sempat mencapai Rp20.000/kg menjadi sesuai harga eceran yang ditetapkan pemerintah.
Sesuai ketentuan yang ada di Perum Bulog, lanjutnya, proses pendistriusian gula ke seluruh wilayah Indonesia dapat dilakukan baik melalui operasi pasar maupun bekerja sama dengan mitra penyalur yang mau berkomitmen menjual sesuai dengan HET yang ditetapkan Bulog.
"CV SB adalah salah satu mitra penyalur gula Perum Bulog yang berdomisili di Padang, Sumatera Barat, dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan importasi gula yang dilaksanakan oleh Perum Bulog," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement