Inflasi September di Sumatera Utara (Sumut) mencapai angka 1,22 persen, lebih tinggi dibanding nasional 0,22 persen. Naiknya harga cabai merah adalah penyumbang inflasi utama di Sumatera Utara. Empat kota IHK mengalami?inflasi yakni Sibolga 1,85 persen; Pematangsiantar 0,83 persen; Medan 1,32 persen; dan Padangsidempuan 0,83 persen.
Kabid Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Bismark S Pardamean Sitinjak mengatakan kenaikan harga cabai merah ternyata sebagai pemicu utama inflasi di empat kota IHK, disusul kenaikan ikan dencis, kentang, rokok kretek filter, rokok putih, ikan gembung dan rokok putih. Di Sibolga komoditass teter, jeruk, teri, beras juga memicu inflasi.
"Yang mengalami penurunan di empat kota IHK hanya daging ayam ras," katanya di Medan, Senin (3/10/2016).
Ia mengatakan inflasi September di Sumut lebih tinggi dibanding nasional 0,22 persen. Begitu juga inflasi kumulatif di Sumut (Januari-September 2016) sebesar 4,24 persen, sedangkan nasional 1,97 persen. Dia menjelaskan terjadinya inflasi pada September 2016 di Medan sebesar 1,32 persen, utamanya karena kenaikan kelompok bahan pangan 1,04 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,24 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,00 persen; kelompok sandang -0,01 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,04 persen; kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan -0,01 persen.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama September 2016 di Medan antara lain cabai merah, ikan dencis, kretek filter, kentang, ikan gemubung, rokok putih, dan rokok kretek. Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, katanya, inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen dengan IHK 129,12 dan inflasi terendah terjadi di Bengkulu sebesar 0,07 persen dengan IHK 134,05.
"Pada September 2016 dari 82 kota yang diamati IHK-nya, 58 kota mengalami inflasi di mana tertinggi di Sibolga sebesar 1,85 persen dengan IHK 129,132. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Purwokerta dan Banyuwangi sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing 121,81 dan 121,84," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement