Pengguna platform media sosial Instagram dan Snapchat disebutkan telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2014. Hal ini seiring dengan semakin bertumbuhnya engagement di kedua platform dengan visual tinggi tersebut.
Direktur Senior Kantar TNS Indonesia Hansal Savla mengatakan bahwa berdasarkan data terkini dari Connected Life, survei yang dilakukan terhadap 70.000 konsumen oleh konsultan riset global, Kantar TNS, pertumbuhan pengguna tersebut didorong oleh perkembangan teknologi mobile serta dengan adanya pertumbuhan jumlah kamera telepon pintar.
"Peningkatan pengguna Instagram dan Snapchat di Indonesia terjadi terutama karena para pengguna di Indonesia ingin mengabadikan dan membagikan momen mereka dengan orang lain. Mereka ingin membagikan hal tersebut dengan cepat, mendeskripsikan pengalaman mereka, dan merasakan kebanggaan akan hal tersebut," katanya dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Hansal Savla menjelaskan bahwa baik Instagram maupun Snapchat menawarkan para pengguna cara yang lebih cepat, lebih mudah, dan menarik secara visual dalam berbagi momen mereka.
"Content yang paling menarik, menyenangkan, dan lucu secara visual akan lebih banyak mendapatkan perhatian. Brand yang mampu menawarkan hal tersebut akan sangat mudah berhubungan dengan konsumen," paparnya.
Ia menyampaikan Indonesia merupakan pasar pengguna Instagram paling aktif keempat di wilayah ini dengan jumlah pengguna sebesar 54% dari keseluruhan jumlah pengguna internet. Di seluruh Asia Pasifik, imbuhnya, connected consumers telah memperluas penggunaan media sosial mereka di luar Facebook dan mencoba lebih banyak channel visual.
"Malaysia merupakan pengguna paling aktif di Instagram dengan 73% dari mereka menggunakan platform tersebut untuk berbagi foto yang diedit dengan indah dan dikurasi dengan para follower. Hong Kong dan Singapura tidak jauh ketinggalan dengan masing-masing sebanyak 70% dan 63%," paparnya.
Disampaikan, meskipun terdapat peningkatan namun ternyata penggunaan Snapchat di Indonesia masih belum populer. Pengguna Snapchat di Indonesia menduduki posisi kesepuluh di wilayah ini dengan jumlah sebesar 13%.
"Hong Kong merupakan pasar Snapchat yang paling aktif dengan hampir separuh (46%) dari pengguna internet menggunakan platform tersebut. Sedangkan di Singapura, Malaysia, Selandia Baru, dan Australia, sekitar satu dari tiga connected consumers mengirimkan foto melalui Snapchat," sebutnya.
Pertumbuhan dari kedua platform tersebut, paparnya, menyediakan berbagai peluang baru bagi para pemilik brand untuk menargetkan dan berhubungan dengan konsumen.
"Namun pemilik brand perlu memperhatikan perubahan sikap dari konsumen seiring dengan semakin pintarnya mereka dalam memanfaatkan media sosial yang semakin beragam. Menurut Connected Life satu dari lima (19%) connected consumers di Indonesia secara aktif menolak posting atau konten dari suatu brand. Dalam bisnis perlu untuk menghindari invasif karena sepertiga dari responden (30%) merasa bahwa mereka 'terus diikuti' oleh iklan online," terangnya.
Penelitian dari Kantar TNS ini juga menemukan bahwa influencer dan selebriti merupakan kunci penghubung dengan konsumen. Hampir separuh dari mereka yang berusia 16-24 tahun (43%) mengatakan bahwa mereka lebih percaya kepada apa yang orang katakan tentang suatu brand secara online dibandingkan dengan sumber resmi seperti koran, website resmi brand, atau iklan TV.
Generasi muda merupakan kelompok yang lebih berorientasi kepada influencer, blogger terpercaya, dan sesamanya ketimbang kepada informasi dari suatu brand. Teman dan keluarga tetap merupakan jaringan influencer utama mereka dan seiring dengan minat mereka untuk mengadopsi tren baru, mereka mungkin akan mulai mengikuti para influencer di media sosial sebagai sumber inspirasi dan informasi.
Sementara itu, Direktur Digital APAC Kantar TNS Zoe Lawrence mengatakan pertumbuhan jumlah pengguna Instagram dan Snapchat menunjukkan besarnya minat konsumen dalam mengekspresikan dirinya secara visual seiring dengan kemampuan kedua platform tersebut dalam mengabadikan dan membagikan momen.
"Hal yang paling penting adalah penggunaan dari platform baru ini dilakukan secara bertahap. Orang-orang menggunakan media sosial tersebut bersamaan atau sebagai tambahan dari Facebook, WhatsApp, dan channel media sosial yang lain. Hal ini menyediakan berbagai channel baru bagi para pemilik brand untuk berhubungan dengan konsumen secara lebih mendalam dan efektif," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement