Paket Kebijakan akan Bawa Perekonomian Lebih Baik

Genap satu tahun pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi pertama. Sejumlah kajian tentang keberhasilan kebijakan tersebut mulai bermunculan. Kajian juga dilakukan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang dilaksanakan bersama Bank Indonesia, Kamis (6/10/2016), dengan mengambil tema Prospek Perekonomian Indonesia, Seberapa Jauh Dampak Paket Kebijakan?.

Membuka acara tersebut, Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi global.

Menurut Mirza, komoditas berkontribusi 30% terhadap ekonomi Indonesia. Berbagai komoditas dimaksud seperti batu bara, karet, dan sawit. Pertumbuhan ekonomi beberapa wilayah di Indonesia bahkan sangat bergantung pada komoditas tersebut, seperti di Kalimantan dan Sumatera.

"Kalau dilihat perlambatan ekonomi 2014-2015 yang rendah di Sumatera dan Kalimantan," ujar Mirza.

Perlambatan ekonomi di beberapa wilayah penghasil komoditas tersebut dipicu oleh lemahnya ekonomi global berdampak langsung terhadap permintaan ekspor komoditas yang ada. Salah satu negara yang menandai pergerakan ekonomi global adalah China yang memiliki andil besar pada harga komoditas dunia.

Diterbitkannya 13 paket kebijakan sejak satu tahun lalu diharapkan mampu mempercepat pembangunan infrastruktur dalam negeri. Paket kebijakan memiliki cakupan yang luas, mulai pembenahan iklim investasi hingga pengaturan ektor properti sehingga pada saat ekonomi global membaik, Indonesia sudah memiliki infrastruktur yang lebih baik.

"Hal itu akan membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih baik," ujarnya.