Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Tebu Situbondo Tolak Rencana Penutupan Tiga Pabrik Gula

Petani Tebu Situbondo Tolak Rencana Penutupan Tiga Pabrik Gula Kredit Foto: Antara/Jojon
Warta Ekonomi, Situbondo -

Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menolak rencana penutupan tiga pabrik gula (PG) yang ada di Kota Santri itu karena dipastikan akan membuat petani tebu kebingungan.

"Rapat yang berlangsung di Surabaya pada 6 Oktober lalu terkait penutupan tiga pabrik gula di Situbondo, telah disetujui oleh Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi pada Kementerian Badan Usaha Negara (BUMN) RI, dan keputusan tersebut diambil setelah menggelar rapat bersama Direktur Utama PTPN XI," ujar Ketua APTR Pabrik Gula Olean Situbondo H. Taufik di Situbondo, Senin (10/10/2016).

Ia menyebutkan, tiga pabrik gula (PG) yang akan ditutup pada 2017 diantaranya, PG Olean, Kecamatan Kota Situbondo, PG Wringinanom, Kecamatan Panarukan dan PG Panji, Kecamatan Panji.

Kesepakatan penutupan tiga pabri gula peninggalan Kolonial Belanda itu, saat digelar rapat juga dihadiri Direktur Utama PTPN IX dan PTPN X serta Direktur PT Rajawali Nusanatara Indonesia.

"Penutupan tiga pabrik gula di Situbondo yang selama ini masih berproduksi sangat mengejutkan, karena dapat dipastikan membuat petani tebu akan kebingungan jika hanya satu PG Asembagus yang tetap berproduksi.

Menurutnya, hasil produksi tebu di tiga PG yang akan ditutup tersebut sangat luar biasa, yakni di PG Wringinanom produksi tebunya per tahun 1,6 juta kuintal, PG Olean 1,1 hingga 1,2 juta kuintal dan PG Panji sebanyak 3 juta kuintal per tahun.

Penutupan tiga pabrik tebu itu akan memiliki dampak cukup luas, selain masalah PHK Karyawan PG juga akan memicu lesunya perekonomian petani tebu. Karena saat ini ada 26 persen petani menggantungkan penghasilan dari tanaman tebu.

"Dampak lainnya petani akan kebingungan memproduksi tebu jika hanya PG Asembagus yang akan beroperasi dan bisa dipastikan akan terjadi 'over' atau kelebihan produksi, sebab rencana revitalisasi PG Asembagus menjadi 60 ribu kuintal hasil produksi per hari masih belum juga dilakukan," ucapnya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Situbondo Hadi Prayitno mengatakan bahwa seharusnya penghapusan tiga PG tersebut perlu dipertimbangkan lagi, karena jika ditutup dan hanya satu PG yang akan beroperasi tidak akan terpenuhi untuk mengolah tebu milik petani.

"Kenapa harus perlu dipertimbangkan lagi? Karena tebu petani di Situbondo masih banyak sehingga ketika tiga PG tersebut ditutup akan membuat bingung petani tebu sendiri," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: