Duta Besar RI untuk Mesir Helmy Fauzy mengatakan sekitar 30 persen kopi di negara itu, merupakan pasokan dari Indonesia dan saat ini menjadi "leading market".
"Ini yang menjadi alasan saya membawa calon investor asal Mesir ke Gorontalo, untuk mencari 'supplier' atau pemasok kopi, khususnya kopi robusta," kata Helmy pada kegiatan "Indonesia Middle East Update (IMEU) 2016", yang dilaksanakan di Gorontalo 9-11 Oktober 2016.
Dijelaskan, hubungan Indonesia dengan mesir dari dulu sudah sangat erat, hubungan sosiokulturalnya karena ada kurang lebih 4.500 mahasiswa Indonesia yang sementara studi di Mesir, sehingga hubungan itu kemudian diterjemahkan dalam dimensi lain yaitu, hubungan perdagangan investasi dan pariwisata.
Menurutnya, saat ini produk Indonesia boleh dikatakan cukup baik segmentasi di Mesir, meskipun volumenya masih sedikit, yakni sekitar 1,42 persen.
Sebaliknya impor Mesir ke Indonesia hanya 0,09 persen tapi volumenya terus meningkat cukup tajam.
"Pada semester pertama ini saja, volume perdagangan kedua negara ini hampir mencapai 1 miliar dolar AS dan terus meningkat," jelasnya.
Sementara itu staf ahli Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Ridwan Yasin menjelaskan bahwa IMEU merupakan bentuk kerja sama yang kongkrit antara Kemenlu yang dikoordinasikan Direktorat Timur Tengah Kemenlu RI, bekerjasama dengan pemerintah daerah.
"Ini adalah wujud kerja sama yang kongkrit, antara kementerian luar negeri dengan pemerintah daerah untuk memajukan perekonomian di daerah," jelasnya.
Ia berharap semoga IMEU tahun ini dapat memberikan manfaat yang besar dan sumbangan yang nyata bagi pembangunan ekonomi di Provinsi Gorontalo, serta kerja sama dengan negara di Timur Tengah.
Ia menambahkan, Kemenlu melalui kedutaan besar RI di luar negeri tidak pernah berhenti melakukan promosi sepanjang tahun, dimana pihaknya tidak hanya memperkenalkan daerah yang sudah maju, tapi juga memberikan kesempatan bagi daerah yang belum banyak dikenal dengan menawarkan berbagai potensi investasi.
"Namun hal terpenting untuk menjaga iklim investasi di daerah adalah 'mindset' masyarakat untuk menerima orang asing bekerjasama di sini, untuk saling menguntungkan kedua belah pihak," tegasnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement