Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi senilai 95,29 juta dolar AS selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2016, meningkat 10,32 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 86,38 juta dolar AS.
"Nilai impor Bali tersebut jauh lebih kecil dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama mencapai 325,15 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin (10/10/2016).
Ia mengatakan, khusus nilai impor pada Agustus 2016 tercatat 7,53 juta dolar AS, turun 19,95 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (Agustus 2015) yang tercatat 9,41 juta dolar AS.
Jika dibandingkan dengan bulan Juli 2016, nilai impor tersebut mengalami penurunan sebesar 41,59 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor mesin-mesin dan aneka jenis barang produksi untuk diolah kembali menjadi barang dan aneka jenis cenderamata yang siap diekspor ke luar negeri yang mampu memberikan nilai ekonomis jauh lebih besar.
"Impor alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan dan bermanfaat karena mampu memberikan nilai tambah dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang hanya menghabiskan devisa," ujar Adi Nugroho.
Bali mengimpor produk mesin dan perlengkapan mekanik sebesar 25,50 persen, produk mesin dan peralatan listrik 17,25 persen, produk perangkat optik 12,30 persen, berbagai produk barang logam dasar 4,88 persen serta produk kapal terbang dan bagiannya 4,19 persen.
Produk tersebut sebagian besar didatangkan dari Tiongkok 24,41 persen, menyusul Amerika Serikat 15,83 persen, Australia 11,91 persen, Singapura 9,45 persen dan Taiwan 4,77 persen.
Dengan demikian Tiongkok mendominasi produk impor yang beradar di Bali. Kondisi tersebut sekaligus memposisikan negara Tirai Bambu itu menjadi negara yang berkontribusi terbesar untuk impor barang ke Pulau Dewata.
Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kelima negara utama asal impor barang provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan.
Kemudian jika dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, dari lima negara, Tiongkok, Australia dan Singapura tercatat mengalami penurunan, sedangkan Amerika Serikat dan Taiwan tercatat mengalami kenaikan.
Adi Nugroho menambahkan dari lima komoditas utama penyumbang impor, secara "month to month" yakni Agustus 2016 terhadap Juli 2016, produk mesin dan perlengkapan mekanik tercatat mengalami penurunan.
Sedangkan empat negara lainnya tercatat meningkat, secara "year on year" yakni Agustus 2016 terhadap Agustus 2015. Dari kelima komoditas utama, produk mesin dan perlengkapan mekanik serta berbagai barang dari logam dasar tercatat mengalami penurunan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement