Pound Terpuruk, Wisatawan Borong Barang Mewah di Inggris
Oleh: ,
Kredit Foto: Theguardian.com
London barangkali menjadi salah satu kota termahal di dunia bagi wisatawan, namun kini hal tersebut tidak berlaku lagi. Terpuruknya mata uang Inggris setelah referendum di bulan Juni membuat harga barang dan jasa menjadi murah, sehingga meningkatkan daya beli wisatawan.
Menurut penelitian dari Deloitte, produk buatan desainer dan barang-barang mewah lainnya kini menjadi lebih murah dalam dolar, dibandingkan dengan di luar Inggris. Para turis pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berbelanja barang-barang mewah dengan harga murah. Pound jatuh lebih dari 17 persen terhadap dolar sejak Juni.
Mengutip BBC di Jakarta, Jumat (14/10/2016), menurut penelitian Wall Street Journal, tas Louis Vuitton Speedy 30 kini dapat dibeli seharga ? 645 di London per 7 Oktober atau setara dengan US$ 802. Harga tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan ? 760 (US$ 850) di Paris dan US$ 970 di New York. Bahkan di China, Louis Vuitton Speedy 30 mencapai harga 7.450 yuan, atau setara dengan US$ 1.115.
Kepada BBC, Nick Pope, pemipin divisi fashion dan barang mewah di Deloitte, mengatakan bahwa "periode keterjangkauan" pasca Brexit membuktikan lonjakan permintaan dari wisatawan, yang jumlahnya mencapai lebih dari setengah pasar barang mewah di Inggris.
"Tren harga barang mewah di Inggris didorong terutama oleh depresi pada sterling, sehingga membuat item yang sama lebih terjangkau di pasar Inggris daripada di pasar mewah utama lainnya," kata Pope.
"Orang tidak suka membayar lebih untuk produk yang sama. Oleh karenanya, mereka lebih memilih untuk datang dan berbelanja langsung di Inggris."
Sementara itu, data statistik resmi menunjukkan terdapat 3,8 juta kunjungan wisatawan ke Inggris pada bulan Juli, naik 2 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Secara total, para pelancong tersebut menghabiskan ? 2,5 miliar di Inggris.
"Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Westfield pada bulan Juli meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pengunjung internasional mencapai 70 persen," kata direktur pemasaran pusat perbelanjaan Westfield, Myf Ryan.
"Kami melihat bahwa wisatawan China secara massal membeli produk-produk karya desainer," tambahnya.
Pada bulan Agustus, wisatawan China yang berelanja di mal Westfield naik 53 persen dibandingkan dengan Agustus 2015. Saat ini, 64 persen dari produk mewah dengan item yang sama lebih murah di Inggris dibandingkan dengan di tempat lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement