Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur mengimbau para pedagang souvenir ataupun hasil kerajinan tangan lainnya di daerah pariwisata tidak memainkan harga semaunya.
"Pedagang souvenir di daerah wisatawa misalnya di Labuan Bajo, tidak boleh mainkan harga barangnya dari semulanya harga standar tiba-tiba dinaikkan karena melihat banyak pengunjung," kata Kepala Disparekraf NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Sabtu (15/10/2016).
Dia juga meminta agar para pedagangan tidak memaksa para wisatawan untuk membeli barangnya karena akan menimbulkan ketidaknyamanan para pengunjung.
"Para pedagang harus bisa menawarkan dagangannya dengan ramah dan tidak boleh memaksa para wisatawan," katanya menegaskan.
Marius mengatakan, kecenderungan para pedagangan hasil kerajinan tangan di daerah wisata bisa sewaktu-waktu menaikan harga barang secara sepihak ketika melihat pengunjung pasar dalam jumlah banyak.
Namun menurut dia, hal ini hanya akan mengusik kenyamanan para wisatawan apalagi para pedagang harus menarik-narik para wisatawan dan memaksa mereka untuk membelinya. Hal ini, kata dia, yang harus dijaga apalagi untuk daerah wisata unggulan seperti Labuan Bajo yang sudah masuk 10 destinasi wisata unggulan secara nasional dan sudah terkenal ke berbagai belahan dunia.
Dia menyebutkan di Labuan Bajo banyak dijumpai para pedagang kerajinan tangan seperti aksesoris gelang, kalung, topi, tas, baju kaos, makanan dan minuman ringan dan lain-lain yang kebanyakan dikemas dengan brand komodo.
Dagangan tersebut, lanjut dia, tetap menjadi incaran para wisatawan sebagai cinderamata yang khas dari daerah tersebut ketika berkunjung.
"Para pedagang tidak perlu khawatir dagangan tak laku karena setiap hari pengunjung terutama wisatawan asing terus berdatangan dan membeludak," katanya.
Dia mengatakan, dalam waktu dekat sekitar 300 wisatawan dari Jerman akan datang ke Nusa Tenggara Timur menggunakan kapal pesiar melalui pintu masuk Labuan Bajo.
Selain itu, lanjut dia, saat ini sebanyak 500 wisatawan asing dari Polandia juga sudah bertangan secara bertahap yang masuk ke Indonesia melalui Denpasar kemudian mengunjungi berbagai destinasi wisata di provinsi kepulauan itu.
Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar pariwisata mulai menunjukkan geliatnya yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan berbagai sektor usaha masyarakat untuk menambah keuntungan secara ekonomi.
"Intinya para pedagangan bisa menyambut mereka dengan ramah untuk menawarkan barang dagangannya," katanya.
Marius berharap agar, peran agen travel lokal yang memfasilitasi para wisatawan tersebut juga bisa mengarahkan dan berkomunikasi dengan baik bersama para pedagang ketika para wisatawan berkunjung pasar souvenir setempat, tidak hanya di Labuan Bajo namun di setiap destinasi wisata yang ada. Ant.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait:
Advertisement