Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengunjungi wilayah perbatasan di Dusun Pala Pasang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Selasa (18/10/2016), meninjau dan menguji sinyal telekomunikasi seluler dari menara BTS (base transceiver station) yang telah dibangun di daerah tersebut.
BTS itu merupakan satu dari 23 BTS yang telah dibangun pada 2016 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di wilayah-wilayah perbatasan, pedalaman maupun tertinggal (atau dikenal 3T yaitu terdepan, terluar dan tertinggal) yang selama ini tak dijangkau oleh operator karena dinilai tidak ekonomis, demikian siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Selasa.
Menteri Komunikasi dan Informatika dalam kesempatan kunjungan ini melakukan panggilan percobaan (test call) ke BTS yang berada di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat, untuk menguji sinyal telekomunikasi seluler antara dua BTS.
"BTS yang dibangun menggunakan dana USO untuk daerah blankspot terutama di daerah 3T yang secara bisnis dianggap tidak profitable, sehingga perlu peran pemerintah dalam membangun dan menyediakan akses telekomunikasi. Harapannya setelah ada BTS masyarakat tidak perlu lagi pakai sinyal operator negara tetangga untuk menelepon," kata Rudiantara.
Menteri Komunikasi dan Informatika menyatakan pembangunan BTS oleh Kementerian Kominfo di daerah 3T ini dimaksudkan untuk mengokohkan kedaulatan negara Indonesia.
"Dengan terpasangnya BTS di Perbatasan Indonesia, kita dapat turut menjaga kedaulatan Negara di bidang telekomunikasi dan informatika," katanya.
Pembangunan BTS di daerah 3T merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan akses telekomunikasi yang menghubungkan seluruh daerah di Indonesia. Pembangunan sarana telekomunikasi dan infromatika di wilayah perbatasan sesuai dengan amanat ketiga Nawa Cita, yaitu membangun Indonesia dari pinggir dengan memperkuat desa-desa dan daerah-daerah dalam kerangka negara persatuan.
Selain itu, pembangunan ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur publik, khususnya sektor telekomunikasi. Menteri Komunikasi dan Informatika, sesuai dengan Rencana Strategis kementerian Komunikasi dan Informatika 2015-2019, berharap pada tahun 2019 sudah terbangun 625 BTS di daerah blankspot.
Penyediaan BTS oleh Kementerian Kominfo di daerah 3T merupakan salah satu program USO (Universal Service Obligation/Kewajiban Pelayanan Universal) di bidang telekomunikasi dan informatika yang dibangun dengan menggunakan dana USO yang dikelola oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).
BP3TI, Kementerian Kominfo menargetkan 147 BTS akan terbangun di seluruh daerah 3T yang tersebar di Indonesia. Jumlah tersebut akan terus bergerak naik, seiring dengan hasil terbaru dari proses survey yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo dan usulan dari kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah.
BTS yang dibangun oleh BP3TI merupakan usulan dari pemerintah daerah dan diimplementasikan melalui kerjasama antara BP3TI, pemerintah daerah, perusahaan penyediaan transimisi, power dan tower serta operator seluler. Mekanisme kerjasama yang digunakan adalah mekanisme sewa layanan, di mana BP3TI membiayai layanan transmisi, power dan tower, pemerintah daerah meminjamkan lahan, dan operator selular menyediakan dan mengoperasikan perangkat BTS. Operator selular yang kali ini melakukan kerja sama dengan Kementerian Kominfo untuk melayani BTS di daerah tersebut, yaitu PT. Telkomsel.(Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement