Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menyebut Presiden Joko Widodo merupakan Presiden Indonesia pertama yang berkunjung ke Pulau Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Selatan.
"Dari sejarah Republik Indonesia, baru kali ini Presiden bisa berkunjung," kata Olly saat pidato penyambutan kedatangan Presiden dalam acara peresmian Bandar Udara Miangas, Rabu (19/10/2016).
Olly bahkan mengatakan 800 penduduk pulau terluar Indonesia bagian utara ini sebesar 90 persen memilih Jokowi sebagai presiden dalam pilpres 2014 lalu.
"Sedangkan yang 10 persen melaut," kata Gubernur Sulut ini yang langsung mendapat tepuk tangan dari hadirin yang hadir.
Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi serta Menteri Perhubungan Budi Karya berkunjung ke Pulau Miangas dengan menggunakan pesawat CN295 milik Angkatan Udara.
Usai meresmikan Bandar Udara Bandara Miangas serta Terminal Penumpang Bandara Tanjung Api di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, dan Terminal Penumpang Bandara Kasiguncu Poso, Sulawesi Tengah, ini langsung berkeliling ke pulau yang memiliki luas sekitar 3,20 kilomemeter persegi dan panjang keliling 6,0 Km ini.
Presiden langsung melihat beberapa infrastruktur serta Pospal Angkatan Laut di Pulau yang hanya berjarak 48 mil dari Filipina ini.
Sebagai pulau yang memiliki posisi paling utara dari wilayah Indonesia, jarak dari Miangas ke Filipina hanya 48 mil laut, sedangkan ke Melonguane, Ibukota Kabupaten Kepualauan Talaud berjarak 129 mil laut dan ke Manado memiliki jarak 227 mil laut.
Presiden dan Ibu Iriana sempat berjalan kaki untuk menyapa para penduduk, baik anak sekolah dan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Jokowi mengakui bahwa Pulau Miangas harus mendapat perhatian lebih baik lagi, seperti pasokan BBM yang sering terlambat, fasilitas dan tenaga kesehatan, telekomunikasi dan siaran radio RRI yang belum sampai siarannya.
"Pasokan BBM sering terlambat sehingga menyebabkan harga sampai Rp20-30 ribu per liter. Sudah saya catat mengenai itu," katanya kepada wartawan.
Presiden juga menyoroti siaran RRI yang tidak sampai di pulau tersebut karena dikhawatirkan banyak mendengar berita dari negara lain.
"Jangan sampai nanti banyak mendengar dari negara lain dan berita-berita mengenai Indonesia justru tidak bisa diterima di sini. Saya ingin ada sebuah nasionalisme kebanggaan dari masyarakat bahwa mereka adalah warga negara Indonesia yang masuk dalam NKRI, yang penting itu," tegasnya.
Terkait dengan fasilitas kesehatan yang sudah memiliki puskesmas namun belum memiliki dokter, Presiden berharap gubernur dan bupati untuk bisa mencari jalan keluarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement