Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Swasembada Gula, RNI Targetkan Kebun Tebu 78.000 Hektare 2020

Dukung Swasembada Gula, RNI Targetkan Kebun Tebu 78.000 Hektare 2020 Pekerja merapikan saluran air di lokasi penanaman tebu dan juga sebagai lokasi pembangunan pabrik gula di lokasi PT Jhonlin Batu Mandiri di Desa Watu-Watu, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Rabu (25/7). Demi mencapai swasembada pangan Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan membangun pabrik gula terbesar di Indonesia yang di Kabupaten Bombana dengan total investasi mencapai Rp4 triliun dengan kapasitas besar 10 ribu ton gula per hari. Sementara Pemda setempat telah menyiapkan ribuan hektare tanah akan berproduktif sebagai perkebunan tebu. | Kredit Foto: Antara/Jojon
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menargetkan pada tahun 2020 mengelola lahan tebu seluas 78.000 hektare meningkat dibanding saat ini sekitar 55.000 hektare.

"Peningkatan luas lahan tebu sejalan dengan program pencanangan target swasembada gula pada tahun 2019 dengan produksi sekitar 3 juta ton," kata Direktur Utama RNI Didiek Prasetyo di sela penandatanganan nota kesepahaman "Pemanfaatan Kawasan Hutan Untuk Kegiatan Budi daya Tebu", di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Tiga BUMN yang melakukan sinergi dalam rangka peningkatan produksi gula BUMN yaitu RNI, PTPN III dan Perum Perhutani.

Menurut Didik, saat ini RNI memiliki tujuh pabrik gula dengan 55.000 hektare tanaman tebu, baik status hak guna usaha maupun tebu rakyat.

Dalam kerja sama itu, RNI akan menanami tebu pada lahan seluas 20.000 hektare yang disediakan Perhutani di KPH Indramayu, KPH Majalengka, serta KPH Semarang.

Ruang lingkup kerja sama meliputi penyediaan lahan kawasan hutan untuk budi daya tanaman tebu dengan pola "agroforestry" mulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu.

Selanjutnya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tanaman tebu, penyediaan tenaga ahli budi daya tebu serta penyediaan dan pendanaan modal kerja untuk kegiatan kerja sama budi daya tanaman tenu dengan kredit sindikasi.

Sementara itu Direktur Utama Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan, ke depannya dengan pola agroforesty Perhutani akan lebih mengoptimalkan kombinasi tanaman hutan dan pangan termasuk tebu, tanaman hutan dan ternak (silvopasture) atau dengan ikan (silvofishery).

"Dengan kawasan hutan seluas 2,4 juta hektare, ke depan kita akan lebih fokus ke pola agroforesty dengan tetap mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari. Saat ini, kita menerapkan sistem tebang dengan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektare yang ditebang kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan," tutur Denaldy.

Selama ini, untuk mendukung ketahanan pangan, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, porong, dan lainnya sesuai kaidah kehutanan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: