Meski Bank Dunia (World Bank) memuji paket kebijakan ekonomi pemerintah yang dinilai berhasil, namun kondisi sebaliknya dialami sejumlah pengusaha atau investor asal Korea Selatan (Korsel).
Minister Counsellor Korean Embassy Kim Chang Nyun mengungkapkan banyak para pengusaha Korsel yang justru tidak merasakan dampak dari paket-paket ekonomi tersebut.
"Kami sudah melihat upaya Indonesia untuk meningkatkan iklim ekonomi dan investasi. Jadi, kami ucapkan terima kasih. Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut hanya tertulis seperti itu tetapi di lapangan yang dihadapi oleh pengusaha sepertinya tidak berjalan dengan baik," kata Kim dalam South Korea Investor Forum yang dihelat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Kantor Pusat BKPM, Jakarta, Senin (31/10/2016).
Kim menambahkan Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar untuk dilirik para investor global, salah satunya Korea Selatan. Dalam lima tahun total investasi Korea ke Indonesia mencapai US$80 miliar. Kim mengungkapkan salah satu indikator daya tarik Indonesia, yakni pertumbuhan yang mencapai 5% di mana lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi global.
"Pemerintah juga sudah mengeluarkan 13 paket kebijakan ekonomi. Kemudian Presiden Joko Widodo terus menggaungkan pembangunan infrastruktur. Indonesia juga termasuk negara terbesar keempat dan terdiri banyak kaum pemuda. Kaum pemuda ini pasti akan menciptakan lapangan kerja," tambahnya.
Sebelumnya, Bank Dunia merilis peringkat kemudahan berbisnis, ranking Indonesia naik 15 tingkat dari sebelumnya urutan 106 ke 91. Bank Dunia menilai Indonesia menjadi negara yang menjalankan reformasi birokrasi terbanyak jika dibandingkan 190 negara lain di Asia Pasifik. Untuk memperbaiki iklim usaha, Indonesia mencatat rekor dengan melakukan tujuh reformasi dalam satu tahun terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement