Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Inspiratif, Mantan TKI Ini Punya 6 Bisnis Berbeda

Kisah Inspiratif, Mantan TKI Ini Punya 6 Bisnis Berbeda Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri?. Barangkali itu pepatah yang bisa menggambarkan kondisi Dede (29). Meski kehidupannya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bisa dikatakan menjanjikan, namun Dede memilih untuk pulang dan mengadu nasib di Indonesia.

Sepulangnya ke Tanah Air tahun 2008, Dede yang tinggal di Cibubur, Jakarta Timur ini harus menghadapi kenyataan bahwa mencari kerja di Indonesia amat sulit. Akhirnya dalam beberapa waktu setelah kepulangannya ke Indonesia, Dede terpaksa harus menganggur.

Titiik balik hidup Dede terjadi saat ia menerima brosur dari salah seorang dari Institut Kemandirian (IK) Dompet Dhuafa. Di dalam brosur itu dimuat informasi tentang pelatihan kerja untuk pengangguran dan kaum dhuafa secara gratis. Dede pun tertarik dan mendaftar seleksi di IK Dompet Dhuafa.

Dede memilih kelas pelatihan teknisi handphone lantaran menurutnya keterampilan tersebut memiliki potensi yang besar. Singkat cerita, Dede pun diterima di IK Dompet Dhuafa dan mulai menjalani proses pelatihan. Kehidupan di IK Dompet Dhuafa yang berasrama menambah keterampilan Dede dalam hidup berdampingan dengan orang lain, menambah ilmu keagamaannya, juga menambah relasi.

Selain kemampuan hardskill , Dede juga dibekali dengan keterampilan atau semangat mandiri menjadi seorang wiraswasta. Setelah lulus, Dede pun tidak harus kesana-kemari mencari kerja. Tetapi justru ia menciptakan lapangan kerja itu sendiri.

?Alhamdulillah, banyak sekali hal yang saya pelajari di IK. Dari IK, Saya termotivasi untuk berusaha lebih giat mengentaskan kemiskinan dan pengangguran semampu saya,? ujar Dede Senin (31/1) akhir Oktober lalu.

Sebagai alumni IK Dompet Dhufa, Dede pun memiliki pesan kepada almamater para penerima manfaat program. Ia berpesan agar mereka memanfaatkan program tersebut dengan menunjukkan usaha maksimal.

?Pesan saya sih buat mereka yah total aja dalam usaha. Jangan setengah-setengah jalaninnya,? terang Dede.

Kini Dede sedikit demi sedikit mulai mewujudkan mimpinya untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di sekitarnya. Tercatat ada 6 lini bisnis yang sedang dijalankannya. Dari kemampuannya sebagi teknisi handphone, Dede membuka toko handphone bernama 54 phone shop. Di sektor bisnis lainnya, Dede membuka usaha parfum 54 perfume refill, kemudian dari bidang kuliner ada Bakakak Hayam, di sektor wisata ia membuka Al-Kautsar Rafting Cisadane, di bidang travel DD Travel Rent Car, dan GM Barber Shop.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: