Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian BUMN: Holding Migas Paling Jadi Sorotan

Kementerian BUMN: Holding Migas Paling Jadi Sorotan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rencana holding BUMN meski direncanakan di berbagai bidang, tetapi jumlah pemberitaan yang mendominasi adalah terkait holding BUMN sektor migas primer, kata Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah. Holding migas primer itu sendiri terkait dengan rencana holding BUMN yang dilakukan oleh dua perusahaan yaitu Pertamina dan PGN.

"Dari enam (bidang terkait holding), pemberitaan lebih dari 50 persen di holding migas primer," kata Edwin Hidayat Abdullah acara Seminar bertajuk Menempatkan Holding BUMN dalam Kerangka Energi yang Berkesinambungan di Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Menurut Edwin, bila pada holding bidang yang lain nada pemberitaannya adalah mendukung, tetapi pada holding migas nadana imbang antara yang mendukung dan yang tidak. Dia menyatakan bahwa ada kritik harga gas mahal, padahal sebenarnya secara regulasi atau aturan yang ada tidak ada monopoli secara regulasi, meski realitanya berbeda dengan kenyataan pengusaan pasar di lapangan.

Edwin mengemukakan, mau tidak mau memang harus diakui bahwa Pertamina dan PGN sudah menguasai sebagian besar dari pasokan energi primer yang ada di Republik Indonesia. "Begitu banyak rantai sehingga harga gas ke konsumen mahal," katanya.

Untuk itu, ujar dia, holding BUMN bidang migas tersebut dinilai bakal meningkatkan aksesibilitas masyarakat kepada energi primer, meningkatkan pemanfaatan gas sebagai energi ramah lingkungan melalui fasilitas bersama, dan mewujudkan harga gas yang lebih terjangkau.

Rencana holding BUMN tersebut juga dinilai bermanfaat mendorong monetisasi gas lapangan dan LNG untuk volume pasokan gas jangka pendek, menengah, dan panjang. Selama ini, Edwin juga menyorot bahwa Pertamina dan PGN berkompetisi di semua lini, mulai dari hulu, transmisi, distribusi sampai kepada penjualan yang membuat ketidakefisienan di banyak hal.

Karena terlalu banyak lapisan dan inefisiensi, lanjutnya, maka dengan adanya holding diharapkan akan mengoptimalkan perencanaan infrastruktur ke depan sehingga tumpang tindih akan dapat diminimalkan. Sebagaimana diwartakan, rencana pembentukan "holding" BUMN yang ada di berbagai sektor pada saat ini sedang dalam tahap konsolidasi internal sehingga bila benar-benar terealisasikan pada masa mendatang berbagai pihak terkait juga sudah siap dalam melaksanakannya.

"Kami optimistis bahwa proses (pembentukan holding BUMN) ini tetap berjalan," kata VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dalam diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/11/2016).

Wianda yang menyatakan telah diangkat sebagai Ketua "Task Force" (Gugus Tugas) Holding BUMN itu menyatakan, proses pelaksanaan holding BUMN memang tampaknya lambat. Namun, lanjutnya, hal tersebut agar pembentukan holding tersebut dapat berjalan maksimal dan siap baik dari sisi operasional, finansial, maupun dari sisi legal. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: