Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disparekraf NTT Minta Telkomsel Layani Wisata Pelosok

Disparekraf NTT Minta Telkomsel Layani Wisata Pelosok Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Kupang -

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur meminta operator telekomunikasi seluler (Telkomsel) melayani sejumlah destinasi wisata di pelosok provinsi berbasis kepulauan.

Kepala Disparekraf NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan "Destinasi wisata pelosok seperti perkampungan tradisional Bena dan Warebo di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, misalnya, belum tersentuh jaringan Telkomsel, sehingga kita harapkan bisa dilayani oleh operator telkomsel," kata di Kupang, Minggu (6/11/2016).

Menurut dia, jangkauan jaringan komunikasi ke daerah pelosok tersebut akan sangat bermanfaat untuk kenyamanan wisatawan dan juga bisa melakukan promosi.

"Karena kalau mereka berada di daerah wisata mereka bisa memotret, memposting, atau merekam langsung dan dikirim melalui media sosial seperti instagram, facebook, dan youtube kepada kenalan dan kerabat mereka di daerah lain," katanya.

Selain itu, jaringan komunikasi akan mendorong kemajuan daerah karena memudahkan akses masyarakat setempat terkait kebutuhannya akan informasi. Dia mengatakan, sebagian besar penduduk di provinsi berbasis kepulauan itu hingga kini sudah menjadi pelanggan bagi Telkomsel, untuk itu pihak Telkomsel perlu mempertimbangkan untuk menjaga kepercayaan pelanggan melalui layanan yang lebih memadai hingga ke daerah pelosok.

"Layanan tidak hanya di perkotaan namun juga harus bisa menjangkau desa-desa terpencil yang memiliki destinasi wisata yang sering dibanjiri pengunjung," ujarnya.

Marius menambahkan, NTT memiliki lebih dari 200 desa wisata yang menyebar di berbagai pulau dan pihaknya sementara mendorong pengembangan beberapa daerah yang memiliki potensi wisata sebagai desa wisata model. Untuk itu, katanya, dukungan infrastruktur menjadi kebutuhan utama seperti sarana komunikasi maupun kebutuhan kelistrikan.

Menurutnya, ketersediaan energi listrik juga merupakan faktor penentu bagi pengembangan jaringan komunikasi yang diharapkan bisa menjangkau ke berbagai daerah pelosok.

Sehingga Marius pun meminta agar terobosan puluhan BUMN yang menggelontorkan dana CSR sekitar Rp14,3 miliar untuk membantu pembangunan di Labuan Bajo beberapa waktu lalu bisa dilakukan juga untuk pengembangan listrik di daerah pelosok.

"Kita ingin agar dana CSR tersebut tidak hanya untuk mendukung pembangunan di Labuan Bajo namun juga bisa untuk pengembangan energi listrik di berbagai daerah wisata pelosok," pungkasnya. Ant.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Leli Nurhidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: