Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Link Net Serius Garap Pasar Fixed Broadband di Indonesia 

Link Net Serius Garap Pasar Fixed Broadband di Indonesia  Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penetrasi Fixed Broadband di Indonesia saat ini baru 7,7% hingga Desember 2015. Kondisi itu menunjukkan pasar masih sangat besar untuk digarap. Sebagai pembanding, di Singapura sudah lebih dari 70%, lebih dekat dengan Indonesia adalah 30%.?

Melihat potensi yang sangat besar tersebut, Link Net salah satu perusahaan dengan core bisnis broadband, ingin terus fokus menggarap pasar yang sangat potensial ini. Dalam menjalankan bisnisnya, Link Net menawarkan sebuah one stop shoping yang komplit dari mulai fixed broadband, wireless broad band hingga pay tv.?

Liryawati, Investor Relation Director PT Link Net Tbk mengatakan, arah bisnis Link Net ke depan bukan hanya bagaimana menyediakan konten Pay TV, tapi lebih ke complimenting strategy, yakni bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan permintaan. Dimana dalam perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini, konsumen tidak melihat konten TV dalam bentuk Cable TV saja.?

Konsumen saat ini menuntut bagaimana konten TV dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Menjawab tuntutan tersebut, menurut Liryawati, Link Net memiliki teknologi dalam bentuk OTT (Over The Top), yakni layanan dengan konten berupa data informasi atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet termasuk TV.?

Selain itu Link Net juga meluncurkan produk FMX, merupakan kombinasi Fixed Broadband dan Bolt Wereless Broadband dan Pay TV Cable dan OTT. Dengan demikian semuanya dapat dijangkau dimana saja dan kapan saja. Saat dirumah konsumen dapat nonton tv menggunakan internet Fixed Broadband dan saat diluar menggunakan Bolt Wireless Broadband.?

?Jadi lebih terintegrasi supaya konsumen one stop shoping lebih komplit dan holistik,? ujar Liryawati.?

Lebih lanjut ia menjelaskan, ke depan dengan kolaborasi teknologi tersebut, konsumen dapat melakukan apapun seperti berbelanja, pendidikan, informasi kesehatan dapat dilakukan kapanpun di manapun dengan konsep handset di rumah maupun dengan konsep smartphone. Ada pula konten yang kompatibel dengan anak-anak seperti gaming.?

Sebagai pemain yang telah berdiri sejak tahun 1996 Link Net saat ini memposisikan diri sebagai pemain premiun untuk A-B segmen. Segmen ini memiliki daya beli yang bagus dan siap untuk membeli life style sebagai salah satu kebutuhan. Di tahun ini Link Net telah mendapatkan 117 ribu home passed.?

?Jadi setiap tahun akan menambah A-B Home Passed antara 200 sampai 250 ribu per tahun,? ujarnya.?

Di tahun ini Link Net juga melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 14% menjadi Rp 2,14 triliun dan peningkatan laba bersih sebesar 31% menjari Rp 605 miliar. Jumlah Homes Passed saat ini mencapai 1,8 juta dengan 1 juta pelanggan broadband dan Pay TV.?

Untuk pasar, saat ini masih didominasi di Jabodetabek. Untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang di pasar dengan tingkat penetrasi yang masih rendah, Link Net ingin memperluas cakupan jaringan di tiga area yakni Jakarta, Surabaya (termasuk malang), Bandung dan daerah sekitarnya. Selain itu, Link Net juga melirik adanya peluang di beberapa kota yang berkembang pesat, misalnya Medan dan Batam.?

Dalam menggarap pasar, menurut Liryawati, Link Net tidak pernah menginginkan 3-4 kota, karena pengadaan infrastruktur jaringan bawah tanah perlu perhatian dan sumber daya yang cukup banyak. Namun Link Net selalu konsentrasi untuk memastikan jaringan yang disediakan sudah bagus pada pasar tertentu baru pindah ke kota lain.?

?Jadi memang musti stedi aja satu-satu,? katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: