Tren menurunnya harga saham Apple berketerusan pada perdagangan saham Senin (14/11/2016) waktu AS setelah muncul peringatan bahwa penjualan iPhone akan jeblok jika President terpilih Donald Trump menindaklanjuti ancaman pengenaan tarif kepada produk-produk buatan China yang pernah dia sampaikan dalam kampanye calon presiden lalu.
Apple adalah salah satu dari saham-saham perusahaan teknologi besar, juga termasuk Amazon.com, Facebook dan Alphabet, yang terus menghadapi tekanan juagl sejak Pemilu Presiden AS setelah investor memindahkan portofolio modalnya ke perusahaan-perusahaan keuangan dan publik yang dianggap bakal mendapatkan insentif dari deregulasi dan belanja infrastruktur di bawah Presiden terpilih Donald Trump.
Meneruskan tren itu, harga saham perusahaan yang berbasis di California itu terpangkas 2,5 persen atau total sejak Pemilu AS Selasa pekan lalu telah terpangkas hampir 5 persen.
Seakan makin merunyamkan keprihatian para investor Apple, sebuah editorial yang diterbitkan koran pro-pemerintah China, Global Times, mengingatkan bahwa aksi balasan akan ditempuh China jika Trump mewujudkan janji kampanyenyja untuk menerapkan bea masuk 45 persen untuk semua produk China yang masuk ke AS.
"Setumpuk pesanan Boeing akan digantikan oleh Airbus. Penjualan mobil buatan AS dan iPhone di China akan mengalami kemunduran, sedangkan impor kedelai dan jagung akan dihentikan," kata koran China itu dalam editorialnya.
China sendiri sudah menjadi bahan kekecewaan Apple karena di sini harapan tumbuh cepatnya penjualan produk Apple ternyata tidak terjadi, padahal Apple berharap sukses di China akan menutup rendahnya permintaan produk Apple di AS dan pasar mapan lainnya.
Pendapatan dari China membuat kinerja triwulan Apple pada September amblas 30 persen, jauh lebih buruk dari turunnya kinerja di Amerika yang mencapai 7 persen, demikian Reuters. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement