Lion Air Group memperkirakan kenaikan penumpang selama liburan Natal dan Tahun Baru 2017 tujuh hingga 10 persen dibandingkan dengan jumlah penumpang pada hari biasa.
"Tujuh sampai 10 persen itu dari hari normal, kalau dari tahun lalu sekitar lima persen," kata Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait usai penandatanganan kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta, Selasa (15/11/2016) .
Edward mengatakan saat ini destinasi favorit penumpang semakin meluas, tidak hanya Bali, tetapi mulai ke Labuan Bajo, Gorontalo dan Ambon.
"Pola perjalanan orang sudah berubah, saya yakin Pak Budi Karya (Menteri Perhubungan) akan memberikan kebijakan-kebijakan yang semakin menambah kapasitas melalui jam," katanya.
Namun, menurut dia, bukan berarti jumlah penumpang ke Bali terjadi penurunan, hanya beralih ke destinasi lain.
"Yang dulu ke Bali pindah ke yang lain, yang dulu tidak terbang ke Bali sekarang mulai terbang, itu yang kita harapkan," katanya.
Selain itu, menurut dia, pola liburan para wisatawan juga mulai beralih dari hingar-bingar menjadi mencari ketenangan dengan alam.
Sehingga, Edward memperkirakan penumpang ke Raja Ampat dan Wakatobi meningkat.
"Karena tujuan orang untuk Tahun Baru itu tidak lagi hura-hura, tapi 'back to nature' yang sebenarnya, mereka ingin ada tempat itu," katanya.
Dia menyebutkan jumlah yang diangkut dalam musim Natal dan Tahun Baru ini sekitar 180.000 penumpang dengan tingkat keterisian rata-rata (load factor) 85 persen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement