Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Lanjutkan Dialog Terkait Laut China Selatan

Warta Ekonomi, Jakarta -

Wilayah Laut China Selatan merupakan area yang penuh dengan potensi sumber alam dan secara geografis berada di lokasi yang strategis. Keadaan tersebut membuat wilayah yang berbatasan langsung dengan banyak negara itu juga memiliki dinamika geopolitik yang tinggi dan rentan terhadap eskalasi konflik. Dibutuhkan suatu mekanisme dan forum khusus untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan berbagai pihak di Laut China Selatan dan meredam potensi konflik di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri (cq. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan) pada tanggal 16-17 November 2016 menyelenggarakan Workshop on Managing Potential Conflict in the South China Sea yang ke-26. Workshop tersebut merupakan inisiatif Indonesia untuk mengeksplorasi peluang kerja sama sekaligus sebagai sarana membangun Confidence Building Measures antara pihak-pihak terkait melalui mekanisme dialog. Diharapkan kerja sama yang kuat antara pihak-pihak terkait mampu memberikan hasil konkrit untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Laut China Selatan.

Penyelenggaraan ke-26 dari Workshop yang telah diselenggarakan sejak tahun 1990 ini diikuti oleh peserta yang berasal dari 11 participating authorities, antara lain Brunei Darussalam, RRT, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Vietnam, dan China Taipei.

Workshop tersebut akan membahas perkembangan beberapa proyek yang telah disepakati pada Workshop sebelumnya, diantaranya; website untuk marine database sharing; Studi lingkungan di Laut China Selatan; Program-program pelatihan untuk peniliti dan pelaut; dan lain-lain. Workshop tersebut juga akan membahas kerangka acuan untuk pembentukan information hub of the Workshop on Managing Potential Conflict in the South China Sea (WMP-SCS) dan Joint Development in the South China Sea. Pembentukan information hub dan Joint Development tersebut dirasa perlu untuk lebih meningkatkan komitmen para participating authorities untuk keberhasilan proyek-proyek kerja sama di wilayah Laut China Selatan.

Diselenggarakan secara back-to-back, pada tanggal 15 November 2016 juga telah diadakan pertemuan Working Group Meeting on the Study of Tides and Sea Level Change and Their Impacts on Coastal Environment in the South China Sea yang ke-12.

Pada pertemuan ini, Badan Informasi Geospasial, sebagai lembaga teknis yang menangani survei pemetaan di Indonesia, telah membahas perkembangan dampak perubahan iklim di Laut China Selatan dan upaya untuk menanggulanginya, serta perlunya mekanisme data sharing untuk keperluan studi antar otoritas di kawasan Laut China Selatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: