Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu: OKI Harus Jaga Perdamaian, Keamanan, dan Stabilitas

Menlu: OKI Harus Jaga Perdamaian, Keamanan, dan Stabilitas Kredit Foto: Kemenlu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Negara-negara anggota OKI perlu perkuat komitmen untuk tingkatkan kerja sama dan solidaritas dalam menjaga perdamaian, keamanan dan kesejehateraan di dunia Islam, demikian ditegaskan Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan darurat Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri OKI (Emergency Session of the Council of the Foreign Ministers) di kota Makkah Al-Mukarramah, Arab Saudi, (17/11/ 2016). Pertemuan yang membahas serangan rudal balistik ke Arab Saudi dan penggantian Sekjen OKI, dipimpin oleh Uzbekistan sebagai ketua Council of Foreign Ministers OIC.

Dalam pernyataannya, Menlu RI menyampaikan bahwa setiap hadir pada pertemuan OKI, Indonesia senantiasa menegaskan pentingnya anggota OKI untuk berkontribusi terhadap perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan dan di tingkat global. Indonesia juga senantiasa menegaskan pentingnya negara-negara Islam bertindak sejalan dengan Islam yang Rahmatan lil Alamin.

Akan tetapi, Menlu RI menyampaikan bahwa perkembangan di kawasan Timur Tengah belakangan ini menunjukan sebaliknya, khususnya terkait dengan situasi di Yaman. Untuk itu Menlu Retno menegaskan bahwa "negara-negara Islam harus dapat menyelesaikan perbedaannya secara damai".

Lebih lanjut, Menlu RI menyampaikan bahwa walupun secara geografis Indonesia jauh dari Yaman, namun konflik di Yaman telah berdampak kepada kepentingan Indonesia di kawasan, termasuk kepentingan warga Negara Indonesia. Menlu RI menjelaskan bahwa konflik di Yaman telah mengakibatkan terlukanya satu diplomat Indonesia dan mengharuskan dilakukannya evakuasi ribuan WNI di situasi yang sangat bahaya. Pada dasarnya tegas Menlu RI, konflik tidak memberikan keuntungan bagi siapapun.

"Konflik hanya akan membawa penderitaan dan masalah kemanusiaan bagi rakyat, dan juga akan menghambat pembangunan," tutur Menlu Retno.

Dalam kaitan ini Menlu RI meyampaikan bahwa Indonesia terus mendorong penyelesaian politis yang inklusif dan damai terhadap konflik di Yaman seperti yang pernah diupayakan oleh PBB dan GCC.

"Untuk itu, langkah pertama yang perlu segera diambil adalah memberhentikan kekerasan terhadap masyarakat sipil di Yaman," tegas Menlu RI.

Menlu RI mengecam keras tindakan peluncuran balistik ke wilayah Arab Saudi yang melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Arab Saudi. Lebih lajut Menlu RI meyampaikan bahwa tempat suci (holy site) agama manapun, termasuk Mekkah, harus selalu selalu dihormati dan harus selalu kita lindungi bersama.

"Indonesia mengecam dan tidak dapat mentoleransi semua aksi atau serangan terhadap holy site agama manapun," tegas Menlu Retno.

Dari berbagai perkembangan tersebut, Menlu RI juga menyampaikan bahwa pembentukan OIC Contact Group on Peace and Conflict Resolution (OIC-PCR) yang digagas oleh Indonesia menjadi sangat relevan dalam upaya mewujudkan perdamaian di dunia Islam.

Resolusi tersebut juga telah memuat usulan baru yg digagas Indonesia mengenai perlunya seluruh negara OKI meningkatkan kesatuan dan solidaritasnya serta memajukan kerja sama yang saling menguntungkan bagi seluruh Negara anggota, sejalan dengan nilai Islam sebagai Rahmatan lil Alamin. Usulan ini merupakan satu satunya usulan baru yang diterima di dalam resolusi tersebut.

Pertemuan ini juga telah menetapkan H.E. Mr. Yousef bin Ahmad Al-Othaimeen sebagai Sekretaris Jenderal OKI yang baru menggantikan Sekjen OKI yang sebelumnya, H.E. Iyad Ameen Madani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: