Aksi unjuk rasa menuntut menuntut pengunduran diri Presiden Korea Selatan Park Geun-hye di ibukota Seoul berlanjut pada Jumat (18/11/2016). Warga membawa plakat bertuliskan 'Park Geun-Hye Pergi' dalam aksi protes, untuk menentang Presiden Korea Selatan tersebut setelah salah satu orang dekatnya, Choi Soon-sil, terlibat skandal penyalahgunaan kekuasaan.
Choi dituduh memanfaatkan persahabatannya dengan Park, ikut campur dalam urusan politik negara, dan meminta sumbangan dana dari sejumlah konglomerat untuk yayasan yang ia kelola, demikian seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).
Presiden Park sebenarnya telah menyampaikan permintaan maaf di televisi karena membiarkan Choi, yang tidak memegang pejabatan resmi di pemerintahan, melihat dokumen rahasia dan pidato presiden. Kini Choi telah didakwa dengan kasus korupsi.
Aksi 'Park Geun-Hye Pergi' telah berlangsung selama beberapa waktu dan para penentangnya menjanjikan akan menggelar aksi yang lebih besar pada Sabtu (19/11/2016). Seorang pengunjuk rasa membawa foto Presiden Park yang dimodifikasi lewat komputer sehingga tampak seperti seorang terpidana.
Para pengunjuk rasa mengenakan topeng Presiden Park Geun-hye, Wakil Ketua Samsung Samsung Electronics Co, dan Choi Soon-sil dalam aksi 'tahanan buatan' di Seoul, Jumat (18/11), yang dilanjutkan dengan pasang lilin pada malam harinya. Dalam aksi tersebut, seorang pengunjuk rasa ditangkap polisi ketika berupaya 'membersihkan jalan' sebagai aksi menentang Presiden Park di dekat kediaman resmi presiden.
Skandal korupsi yang membawa-bawa Presiden Park Geun-hye menarik perhatian warga dan dimanfaatkan oleh kelompok oposisi hingga bisa menarik sekitar 170.000 pengunjuk rasa pada Sabtu 12 November lalu, yang diperkirakan menjadi demonstrasi terbesar yang pernah digelar di Korea Selatan dalam satu abad terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement