Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -
Research Analyst Froextime (FXTM), Lukman Otunuga, menilai, semakin besarnya ekspektasi peningkatan suku bunga Fed Desember ini membuat Rupiah melemah terhadap Dolar AS di hari Rabu dengan penurunan kurs menuju 13.540
"Penguatan signifikan USD memicu arus keluar modal dari Pasar Berkembang sehingga rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan pun tertekan," ujarnya, di Jakarta, Kamis (24/11/2016).?
Walaupun kekhawatiran terkait terpilihnya Trump terus memengaruhi perdagangan di Asia, Lukman melihat, Indonesia tetap tangguh dan prospek negara ini secara umum masih mengarah pada stabilitas ekonomi. Program amnesti pajak yang sedang berlangsung sangat menarik perhatian. "Apabila program ini terus menunjukkan hasil yang positif, hasil tersebut dapat diinvestasikan kembali ke perekonomian," tambahnya.?
Menurut Lukman, USD tetap bertahan pada perdagangan hari Rabu dengan kurs stabil di sekitar level tertinggi 14 tahun terhadap sekeranjang mata uang di level 101.10 karena spekulasi kenaikan suku bunga Desember mencapai tingkat yang luar biasa tinggi. Fed Funds merefleksikan probabilitas 100% bahwa Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga AS sebelum akhir tahun, dan hal ini dapat memastikan bahwa USD akan terus berkibar. Investor akan mencermati serangkaian rilis data ekonomi AS siang ini waktu setempat yang diharapkan dapat memberi kejelasan tentang kondisi ekonomi AS saat ini. Apabila pemesanan barang tahan lama inti dan data klaim pengangguran memberi sinyal stabilitas ekonomi, maka ekspektasi kenaikan suku bunga AS dapat semakin meningkat.?
"Agenda utama Rabu ini adalah notulen rapat FOMC yang banyak diperkirakan akan bernada hawkish. Karena kenaikan suku bunga hampir pasti dilaksanakan bulan depan, pasar akan mencari isyarat tentang jadwal perubahan suku bunga di tahun 2017," ucapnya.?
Sementara itu, untuk harga minyak pada pekan ini masih sangat volatil. Harga minyak terombang-ambing tajam antara kenaikan dan penurunan seiring dengan fluktuasi ekspektasi kesepakatan pembekuan level produksi OPEC dalam rapat formal di Wina pekan depan. Pasar masih terus mengkhawatirkan apakah OPEC akan sukses mencapai kesepakatan pembekuan produksi walaupun sejumlah produsen minyak utama berkali-kali menyampaikan komentar positif yang menyiratkan keinginan mereka untuk memerangi masalah oversuplai.?
"Semakin jelas bahwa oversuplai yang berkepanjangan telah merusak selera beli terhadap minyak, sehingga peningkatan pun terbatas. Laporan Persediaan EIA yang dirilis Rabu ini akan menarik perhatian pasar. Harga minyak dapat terus terpapar pada risiko penurunan apabila persediaan minyak ternyata meningkat," terangnya.?
Adapun, perdagangan emas tidak bergairah pekan ini dengan harga berkisar di atas $1210 karena trader menunggu rilis penting berikutnya. Emas tetap sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS sehingga meningkatkan biaya peluang dalam memegang aset tanpa imbal hasil, sementara menguatnya USD mengekspos komoditas ini terhadap risiko penurunan. Sentimen menyukai risiko (risk-on) karena terpilihnya Trump menjadi Presiden AS terus menekan Emas. Kombinasi bearish antara ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang meningkat dan dominasi USD berpotensi mengundang para penjual untuk menyerang.?
"Dari sudut pandang teknikal, breakdown di bawah support $1210 dapat membuka jalan menuju penurunan yang lebih besar lagi ke arah $1200," katanya memprediksi.?
Selain itu, lanjut Lukma, meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan Zona Euro, suku bunga negatif, dan ketidakstabilan politik Eropa membuat EUR rentan mengalami penurunan besar. Sentimen terhadap Euro tetap sangat bearish dan penurunan yang lebih besar diperkirakan akan terjadi dengan semakin besarnya dugaan bahwa ECB akan memperpanjang program Pelonggaran Kuantitatif (QE) dalam rapat kebijakan Desember ini.?
"Perpaduan eksplosif antara lemahnya EUR dan kuatnya USD saat ekspektasi kenaikan suku bunga semakin meningkat telah memicu pembahasan tercapainya paritas EURUSD di masa mendatang," tukasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement