Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta porsi penyaluran kredit usaha rakyat sektor produksi pangan lebih banyak dibandingkan saat ini yang dominan ke sektor perdagangan.
Realisasi KUR sendiri saat ini mencapai Rp85 triliun dari target Rp100 triliun. Dari Rp85 triliun tersebut, sebanyak Rp65 triliun disalurkan ke sektor mikro, di mana di dalamnya termasuk untuk produksi dan perdagangan.
"Saya tanya perbandingan, untuk produksi hanya Rp18 triliun, sedangkan Rp47 triliun untuk perdagangan. Kita senang pedagang dapat, tapi jangan sampai ke pedagang semua," ujar Darmin di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Darmin menuturkan penyaluran kredit ke petani memang memiliki karakteristik sendiri di mana terdapat masa tunggu panen sehingga petani bisa mulai mencicil pinjaman yang diperoleh dari bank.
"Tidak bisa begitu pinjam langsung nyicil bulan depan, dari mana dia (petani) dapat uang. Paling-paling padinya ditebas ke tengkulak. Kalau empat lima bulan itu padi baru memberikan hasil," kata Darmin.
Pemerintah sendiri sebelumnya mengisyaratkan akan mendesain ulang skema kredit bersubsidi tersebut karena KUR dianggap tidak tepat sasaran.
Skema KUR akan didesain ulang agar kredit lebih banyak mengucur ke debitur prioritas, yakni petani, nelayan dan perajin.
Saat ini, plafon KUR mikro untuk modal kerja atau investasi hingga Rp 25 juta per debitur.Sedangkan plafon KUR ritel untuk modal kerja dan investasi usaha produktif berkisar antara Rp25 juta sampai Rp500 juta per debitur. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement