Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IATMI: Sinergi Nasional Wujudkan Kedaulatan Energi

IATMI: Sinergi Nasional Wujudkan Kedaulatan Energi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) bakal menggelar simposium dan Kongres Nasional XIV di Jakarta, 6-8 Desember 2016, guna memperkuat sinergi nasional dalam rangka mewujudkan kedaulatan energi di Tanah Air.

"Tema ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, di mana tantangan akan kebutuhan energi Tanah Air semakin besar yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bekerja lebih keras untuk mencapai Kedaulatan Energi di masa datang," kata Ketua IATMI Alfi Rusin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Menurut Alfi Rusin, sinergi di antara seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat maupun pemda, pelaku industri, dan akademisi sangat diperlukan.

Dia mengutarakan harapannya agar simposium dan kongres itu dapat menjadi ajang yang tepat untuk mendiskusikan tantangan beserta usulan solusi dan juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dalam sesi teknikal, bisnis dan interaksi sosial.

Selain itu, lanjutnya, acara ini juga ditujukan untuk mempererat antar anggota IATMI dengan semangat sinergi dan kolaborasi demi kemajuan energi nasional.

Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR Aryo Djojohadikusumo mendukung upaya pemerintah untuk memperkuat Pertamina guna mencapai kedaulatan energi, sebagaimana dinyatakan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Thahar.

"Demi kedaulatan energi maka Pertamina sebagai national oil company (NOC) memang harus ditingkatkan," katanya di Jakarta, Kamis (3/11).

Menurut Aryo, salah satu upaya untuk mewujudkan amanah Pasal 33 UUD 1945, adalah dengan menjadikan BUMN sebagai ujung tombak pembangunan bangsa. Oleh karena itu, BUMN seperti Pertamina harus diperkuat, baik dari segi kinerja maupun korporasi.

Sebagaimana diwartakan, rencana "holding" BUMN meski direncanakan di berbagai bidang, tetapi jumlah pemberitaan yang mendominasi adalah terkait holding BUMN sektor migas primer.

"Dari enam (bidang terkait holding), pemberitaan lebih dari 50 persen di holding migas primer," kata Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah acara Seminar bertajuk "Menempatkan Holding BUMN dalam Kerangka Energi yang Berkesinambungan" di Jakarta, Kamis (3/11).

Holding migas primer itu sendiri terkait dengan rencana holding BUMN yang dilakukan oleh dua perusahaan yaitu Pertamina dan PGN.

Menurut Edwin, bila pada holding bidang yang lain nada pemberitaannya adalah mendukung, tetapi pada holding migas imbang antara yang mendukung dan yang tidak.

Dia menyatakan bahwa ada kritik harga gas mahal, padahal sebenarnya secara regulasi atau aturan yang ada tidak ada monopoli secara regulasi, meski realitanya berbeda dengan kenyataan pengusaan pasar di lapangan.

Edwin mengemukakan, mau tidak mau memang harus diakui bahwa Pertamina dan PGN sudah menguasai sebagian besar dari pasokan energi primer yang ada di Republik Indonesia. "Begitu banyak rantai sehingga harga gas ke konsumen mahal," tuturnya.

Untuk itu, ujar dia, holding BUMN bidang migas tersebut dinilai bakal meningkatkan aksesibilitas masyarakat kepada energi primer, meningkatkan pemanfaatan gas sebagai energi ramah lingkungan melalui fasilitas bersama, dan mewujudkan harga gas yang lebih terjangkau. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: