Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Industri Harus Direvitalisasi dan Mendapat Perhatian Serius

Sektor Industri Harus Direvitalisasi dan Mendapat Perhatian Serius Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Organisasi dan Keanggotaan Anindya Bakrie menilai sektor industri harus direvitalisasi dan mendapatkan perhatian serius karena merupakan penggerak utama ekonomi suatu negara.

"Pertumbuhan sektor industri yang tinggi akan memberikan 'multiplier effect' (efek berganda) terhadap sektor-sektor lainnya, sehingga dapat meningkatkan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan," ujar Anindya di Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Sektor industri kembali melambat pada triwulan III-2016 yang hanya tumbuh 4,56 persen. Sedangkan kontribusi sektor industri pada triwulan III-2016 hanya mencapai 19,9 persen atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 20,48 persen.

Terkait peningkatan lapangan kerja, Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani mengatakan, hal tersebut akan terwujud jika investasi di sektor riil terus meningkat. Sayangnya, belakangan ini investasi swasta agak melemah.

"Sektor riil masih bersikap 'wait and see' (menunggu dan melihat) untuk melakukan belanja modal," ujar Rosan.

Kadin juga mendukung upaya pemerintah untuk menggenjot pendidikan vokasi, dalam upaya memanfaatkan bonus demografi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Pendidikan vokasional ditujukan agar lulusan sekolah memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih siap bekerja di sektor riil. Kunci sukses dari program tersebut yakni adanya program magang siswa/mahasiswa kejuruan untuk benar-benar praktek kerja di industri (dual system).

Oleh karena itu, lanjutnya, dukungan para pelaku usaha yang mayoritas tergabung dalam Kadin sangat diperlukan untuk memastikan program magang berjalan optimal dan sekaligus diikuti proses perekrutan oleh para pelaku usaha.

"'Link-and-match' yang optimal antara dunia usaha atau sektor riil dengan angkatan kerja baru yang melimpah selama periode bonus demografi akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutur Rosan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: