Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat laju inflasi di provinsi itu pada November 2016 mencapai 1,12 persen atau merupakan peringkat ketiga tertinggi secara nasional setelah Sulawesi Utara dan Riau.
"Angka tersebut naik signifikan dibandingkan Oktober 2016 yang hanya sebesar 0,54 persen", kata Kepala perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Jumat (2/12/2016).
Menurut dia gangguan pasokan bahan pangan menjadi penyebab tingginya inflasi di Sumbar.
"Inflasi kelompok bahan pangan bergejolak tercatat cukup tinggi yaitu sebesar 3,90 persen atau melonjak signifikan dibandingkan Oktober 2016 sebesar 1,38 persen", kata dia.
Ia menyampaikan kenaikan harga bahan pangan bergejolak disumbang oleh komoditas strategis yaitu cabai merah, beras dan bawang merah akibat terganggunya pasokan sebagai dampak gangguan cuaca.
Pasokan cabai merah yang selama ini didatangkan dari daerah Jawa, banyak mengalami gangguan akibat serangan hama di tengah tingginya curah hujan di daerah tersebut, katanya.
Sementara pasokan cabai merah lokal Sumbar baru memasuki musim tanam pada November 2016, sehingga produksinya masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, lanjut dia Kemudian pasokan beras pasca panen Oktober 2016 mengalami gangguan, terutama pada proses penjemuran gabah akibat masih tingginya curah hujan di wilayah Sumbar.
Sedangkan untuk komoditas bawang merah meskipun Sumbar merupakan wilayah sentra produksi, hasil panen banyak dijual ke luar Sumbar, ujar dia.
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, komoditas bawang merah didistribusikan ke Pasar Kramat Jati Jakarta dengan jumlah rata-rata penjualan sekitar 10 ton per hari.
Berikutnya pada kelompok barang yang diatur pemerintah terjadi kenaikan harga sebesar 0,25 persen atau menurun dibandingkan bulan Oktober 2016 yang mencapai 0,61 persen.
"Kenaikan harga pada kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga elpiji ukuran tiga kilogram, tarif listrik dan tarif cukai rokok," kata dia.
Selain itu PLN juga melakukan penyesuaian tarif tenaga listrik pada November 2016 khususnya untuk golongan rumah tangga berdaya 1.300 watt ke atas.
Tarif cukai rokok juga mengalami kenaikan pada November 2016 dan berdampak pada kenaikan semua jenis rokok yaitu rokok kretek, rokok kretek filter dan rokok putih, katanya.
Puji memperkirakan tekanan inflasi ke depan akan turun karena terjaganya pasokan kelompok bahan pangan bergejolak apalagi komoditas strategis seperti cabai merah dan bawang merah akan memasuki musim panen raya pada Desember 2016 .
Menyikapi hal itu Wali Kota Padang Mahyeldi mengimbau Aparatur Sipil Negara (ASN) agar memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam cabai.
"Untuk ASN di Kota Padang diimbau mulai hari ini untuk menanam cabai di pekarangan rumah," katanya.
Ia menyarankan di setiap rumah menanam cabai minimal sepuluh batang polybag agar dapat mencukupi kebutuhan dalam mengantisipasi melonjaknya harga cabai di pasaran.
"Dalam waktu dekat mungkin belum akan terlihat hasilnya tapi tiga bulan lagi sudah panen" ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement