PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengaku masih mempertimbangkan untuk melepas saham simpanan atau "treasury stock" untuk mendukung likuiditas keuangan dalam rangka menjalankan proyek.
Batas waktu 'treasury stock' periode pertama dari hasil pembelian kembali (buy back) saham pada 2013 lalu jatuh pada tahun 2016 ini.
"Namun kita belum jual, kalau nanti dibutuhkan, dipertimbangkan untuk dijual," ujar Sekertaris Perusahaan PTBA, Adib Ubaidillah di Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Ia mengemukakan bahwa belum dilepasnya saham itu dikarenakan secara regulasi masih memungkinkan bagi perseroan untuk menahan saham "treasury stock" hingga 2 tahun mendatang.
"Perseroan masih bisa 'lock' saham itu hingga 2 tahun ke depan, berarti bisa dilepas pada 2018 nanti," katanya.
Dalam beberapa tahun mendatang, Adib Ubaidillah juga mengemukakan bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi global atau "global bond".
Penerbitan obligasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik dengan total kapasitas 5.000 MW dengan kebutuhan dana hingga mencapai 2,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp32 triliun (kurs Rp13.000).
"Kalau bicara dana sebesar 2,5 miliar dolar AS, kita juga punya beberapa pertimbangan untuk memenuhi jumlah itu seperti pinjaman dan penerbitan obligasi global, tergantung biayanya yang paling murah," katanya.
Pada 2017 nanti, lanjut dia, perseroan menargetkan dapat membangun dan mengembangkan pembangkit listrik dengan total kapasitas 1.200 MW.
Dalam mendanai proyek, komposisi pendanaan perseroan yakni pinjaman 70 persen, dan sisanya didapat dari ekuitas.
"Untuk mendanai proyek, rata-rata rasio hutang terhadap ekuitas (DER) yakni 70 persen pijaman dan 30 ekuitas," ucapnya.
Ia menjelaskan pihaknya merencanakan pembangunan kontruksi proyek pembangunan PLTU Mulut Tambang Banko Tengah 2x620 MW atau Sumsel 8 pada 2017 senilai 1,59 miliar dolar AS.
Saat ini, ia memaparkan bahwa PTBA memiliki dana kas sebesar Rp3 triliun, ditambah dana ekuiti dari "treasury stock" hampir mencapai Rp3 triliun. Dengan dmikian, dana perseroan itu sepadan hampir Rp6 triliun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement