Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Daging Olahan Bali Melesat 67,61 Persen

Ekspor Daging Olahan Bali Melesat 67,61 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Denpasar -

Nilai ekspor daging dan ikan olahan dari Bali mencapai 2,77 juta dolar AS selama bulan Oktober 2016, atau meningkat 67,51 persen dibanding September 2016 yang tercatat 1,65 juta dolar AS.

"Namun perolehan devisa tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya merosot hingga 26,58 persen, karena pada Oktober 2015 mengantongi devisa sebesar 3,78 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu (11/12/2016).

Ia mengatakan, pengapalan daging dan ikan olahan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 5,18 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 53,64 juta dolar AS selama bulan Oktober 2016, naik 32,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 40,51 juta dolar AS.

Namun total nilai ekspor Bali tersebut juga meningkat 10,46 persen dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena pada bulan Oktober 2015 mengantongi devisa sebesar 48,57 juta dolar AS.

Adi Nugroho menambahkan, daging dan ikan olahan tersebut sebagian besar dikapalkan ke pasaran Amerika Serikat yang menyerap 82,80 persen dan sisanya 17,20 persen ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.

Bali pada bulan yang sama juga mengekspor ikan dan udang senilai 11,21 juta dolar AS, meningkat 40,60 persen dibanding bulan sebelumnya (September 2016) yang tercatat 7,977 juta dolar AS.

Perolehan tersebut dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya melonjak 30,63 persen, karena pada bulan Oktober 2015 pengapalan ikan dan udang itu menghasilkan 8,58 juta dolar AS.

Ikan dalam bentuk segar dan beku itu hasil tangkapan nelayan maupun kapal-kapal besar milik perusahaan penangkapan ikan yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar.

Ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Pulau Dewata yang memberikan sebesar 20,91 persen, menyusul produk perhiasan (permata) 10,49 persen, produk pakaian jadi bulan rajutan 10 persen, produk kayu, barang dari kayu 8,87 persen serta produk perabot dan penerangan rumah 7,68 persen, ujar Adi Nugroho. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: