Setelah beberapa kali mengalami penundaan, The Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat pada Federal Open Market Committee (FOMC) akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga? acuannya sebesar 25 basis poin atau 0,25%. Hal tersebut menjadikan suku bunga acuan AS kini berada di kisaran 0,50% sampai 0,75%.?
Ekonom Bank Permata Joshua Pardede menuturkan pemerintah dan juga Bank Indonesia perlu mengantisipasi capital outflow seandainya kenaikan suku bunga AS lebih agresif di tahun depan.
"Dengan semakin solid fundamental ekonomi Indonesia serta penguatan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter, saya pikir potensi capital outflow cenderung terbatas," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, langkah antisipatif pemerintah ditunjukkan dengan perpanjangan kerja sama bilateral swap arrangement (BSA) antara Bank Indonesia (BI) dan Bank of Japan senilai USD22,76 miliar.
Sebagai catatan, keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunganya pada tahun ini mempertimbangkan kuatnya sektor tenaga kerja AS serta makin membaiknya pertumbuhan ekonomi di negeri paman sam tersebut. Kenaikan suku bunga ini akan sangat berpengaruh terhadap masyarakat Amerika Serikat sendiri, termasuk pada saat membeli rumah, menabung dan keuntungan investasi.
Sebelumnya The Fed memangkas suku bunga menjadi nol pada saat krisis finansial 2008 lalu. Suku bunga ditahan di posisi rendah sampai akhirnya dinaikkan secara perlahan. Hal inilah yang dapat memicu capital outflow, maklum per Juni 2016 saja tercatat ada sebanyak Rp97 triliun dana asing yang masuk ke Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement