Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 mendatang diperkirakan masih akan mengalami tekanan.
Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menuturkan tekanan akan berasal baik dari dalam ataupun luar negeri. Di mana, tekanan dari luar itu akan berasal dari Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).
Untuk Tiongkok, ia menjelaskan bahwa sebagai mitra dagang RI saat ini Tiongkok memiliki utang yang besar sehingga memiliki risiko. Sedangkan dari AS, bukan lagi disebabkan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden, melainkan terkait dengan kekhawatiran terkait dengan Partai Republik saat ini mengusai AS sehingga menimbulkan ketidakpastian.
?"Risiko eksternal itu Tiongkok dan AS di mana Tiongkok menjadi concern kita, partner dagang, besarnya utang Tiongkok menjadi risiko," katanya di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Sementara, tekanan dari dalam negeri karena adanya perlambatan investasi swasta yang terlihat dari rendahnya pertumbuhan kredit perbankan 2016 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun depan.
"Kalau swasta belum mampu dorong pertumbuhan ekonomi maka pemerintah harus menjadi pendorong, penerapan anggaran yang optimal bisa mendorong ekonomi kita," ujar Bambang.
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi 2017 akan berada pada kisaran lima persen hingga 5,4 persen di mana penopangnya dari permintaan domestik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement