Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyaluran Kredit Perbankan Mulai Meningkat di November 2016

Penyaluran Kredit Perbankan Mulai Meningkat di November 2016 Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penyaluran kredit perbankan hingga November 2016 tumbuh 8,5 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau lebih tinggi dari Oktober 2016 yang sebesar 7,5 persen.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

"Desember 2016, kita lihat masih akan tumbuh lagi, karena bank akan memacu kreditnya di akhir tahun agar sesuai target. Namun kami masih lihat prediksinya tetap di tujuh-sembilan persen," kata dia.

Kendati begitu, menurut data BI hingga Oktober 2016 terdapat kecenderungan naiknya penyaluran kredit juga dibarengi dengan naiknya rasio kredit bermasalah perbankan yang sebesar 3,2 persen (gross), atau kembali naik dari September 2016 yang 3,1 persen.

"NPL rasio 3,2 persen (gross) di Oktober. November 2016 kemungkinan sedikit membaik, data sementara ada kecenderungan lebih baik. Yang terus turun adalah pertumbuhan NPL nominal Kalau ranking pertumbuhan nominal NPL terus membaik," paparnya.

Menurut Juda, transmisi dari pelonggaran kebijakan moneter dari penurunan suku bunga acuan BI 7-day RR dan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) primer sepanjang 2016 yang masing-masing sebesar 150 basis poin akan berlanjut di 2017. Bank Sentral memproyeksikan pada 2017 kredit akan tumbuh 10-12 persen, dan DPK sebesar 9-11 persen.

"Pantauan kami sampai November suku bunga deposito terus mengalami penurunan. Sampai november sudah 131 bps. Data suku bunga kredit sebelumnya 62 bps dari Januari ke Oktober, sekarang dari Januari ke November sudah turun 67 bps. kita lihat scara historis, kami perkirakan suku bunga kredit masih akan terus menurun khususnya kalau NPL mengalami perbaikan maka ruang penurunan suku bunga kredit terbuka terus," terang Juda.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rahmat Patutie

Advertisement

Bagikan Artikel: