PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mencatat penurunan biaya eksplorasi pada November 2016 sekitar 4,11% atau menjadi Rp1,63 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu yang? mencapai Rp1,7 miliar.
?Sekretaris Perusahaan Antam, Trenggono Sutioso menuturkan, biaya eksplorasi preliminary tersebut fokus pada komoditas emas dan nikel. Ia menjelaskan pada November 2016, kegiatan eksplorasi emas dilaksanakan di Pongkor, Jawa Barat.
? Di wilayah ini, kegiatan yang dilakukan terdiri dari pemerian inti bor, pencontoan inti bor dan pemboran inti batuan, dengan biaya eksplorasi preliminary emas sekitar Rp717,72 juta,?Kata Trenggono di Jakarta,kemarin.
Sementara eksplorasi nikel Antam yang dilakukan di Pomalaa, Sulawesi Tenggara terdiri atas pemetaan geologi, percontoan permukaan, percontoan core, logging core, percontoan petrografi, pemboran single dan pengukuran grid. Adapun total biaya eksplorasi preliminary nikel sekiar Rp908,71 miliar.Pada periode yang berakhir September 2016, emas masih menjadi kontributor terbesar penjualan bersih Antam dengan nilai Rp4,36 triliun atau 68% dari total penjualan.
Volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dicatatkan sebanyak 1.542 kg (49.576 oz) pada periode tersebut. Adapun volume penjualan emasnya sebesar 8.068 kg (259.392 oz).Sementara itu, feronikel sebagai kontributor terbesar kedua penjualan dengan sumbangan sekitar Rp1,49 triliun atau 23%. Volume produksi feronikel pada periode tersebut tercatat sebesar 14.393 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 12% jika dari kurun waktu serupa sekitar 12.905 TNi dengan volume penjualan sebanyak 12.095 TNi.
Untuk diketahui pada kuartal III 2016, Antam berhasil membukukan laba bersih sekitar Rp38,3 miliar dari rugi periode serupa tahun lalu yang mencapai Rp1,04 triliun. Capaian ini karena optimalisasi produksi dan penjualan serta efisiensi yang berkelanjutan, termasuk peningkatan penjualan bijih nikel ke smelter dalam negeri akan semakin diintensifkan.
Penjualan bersih Antam pada kuartal III tahun ini tercatat Rp6,45 triliundengan pasar ekspor menjadi pasar terbesar dengan kontribusi 59% atau Rp3,79 triliun. Emas masih menjadi kontributor terbesar penjualan bersih Antam atau sekitar Rp4,36 triliun (68%) dari total penjualan. Disusul feronikel yang mencapai Rp1,49 triliun atau 23%, bijih nikel ke smelter dalam negeri sudah berkontribusi Rp248 miliar atau 4%.
Dari sisi total aset, Antam mencatatkan nilai Rp29,66 triliun per akhir September 2016, turun tipis dari Rp30,35 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara, jumlah liabilitas atau kewajiban tercatat Rp11,32 triliun, turun dari Rp12,04 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement