Lokasi Sulit dan Terpencil Bikin Distribusi Obat Tidak Merata 2016
Lokasi yang sulit dan terpencil membuat distribusi obat dan vaksin tidak merata di angka indikator 80 persen ke atas. Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maura Linda Sitanggang mengatakan faktor geografis masih menjadi tantangan dalam pendistribusian obat pada tahun 2016. Linda dalam Refleksi Akhir Tahun 2016 di Jakarta, Kamis (29/12/2016),? Target kami memang 80 persen, tapi memang masih ada sejumlah daerah yang indikator ketersediaan obat dan vaksinnya di bawah target," kata dia.
Daerah yang ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmasnya di atas 80 persen, menurut dia, memang memiliki manajemen suplai yang lebih baik. Mulai dari perencanaan hingga pengadaan, penyimpanan dan penggunaannya sudah baik. "Mengingat tantangan terbesarnya geografis karena Indonesia sangat luas maka di setiap daerah ada 'buffer stock'," ujar dia.
Baik di tingkat pusat maupun daerah, lanjutnya, bisa terjadi kekosongan obat dan vaksin. Karena itu cadangan harus ada dan kemudian diatasi dengan manajemen suplai yang baik. Berdasarkan data indikator ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas dalam lingkup nasional persentasenya mencapai 83,13 persen di triwulan I, 82,83 persen di triwulan II, dan 80,45 persen di triwulan III.
Kemkes menargetkan indikator ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas secara nasional tahun 2016 mencapai 80 persen. Beberapa Puskesmas di daerah yang indikatornya berada di bawah 80 persen antara lain di Papua, Gorontalo, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Aceh, Sumatera Utara, dan Bengkulu. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement