Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Diminta Perhatikan Kebutuhan Ikan Domestik

KKP Diminta Perhatikan Kebutuhan Ikan Domestik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat kebijakan sektor kelautan dan perikanan Abdul Halim menyatakan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) perlu memperhatikan kebutuhan domestik perikanan sebelum mendorong kebijakan ekspor komoditas tersebut.

"Jika (stok perikanan) berlebih, baru keran ekspor bisa dilakukan," kata Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Menurut dia, KKP terlihat belum maksimal untuk memfasilitasi pengolahan dan pemasaran produk ikan ke konsumen dalam negeri.

Sebagaimana diwartakan, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto menyatakan regulasi yang dikeluarkan KKP terkait kapal angkut adalah dalam rangka mendorong semakin banyaknya ekspor perikanan.

"Kami telah ada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No 15/2016 tentang kapal angkut ikan hidup, setelah itu ada revisi Permen KP No 32/2016," kata Slamet Soebjakto dalam acara paparan di Jakarta, Kamis (29/12).

Menurut dia, ada beberapa hal yang penting terkait revisi regulasi tersebut, seperti pemisahan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) khusus untuk ikan hidup, serta ukuran kapal angkut hingga maksimal 500 gross ton (GT).

Dengan ukuran kapal angkut yang besar tersebut, lanjutnya, dinilai akan membuat eksportir lebih leluasa dalam mengangkut ikan hidup ke sejumlah sasaran ekspor seperti China dan Hongkong.

Slamet juga mengungkapkan, sampai Desember 2016 telah diterbitkan sebanyak 21 SIKPI, yang terdiri atas SIKPI untuk kapal angkut feeder dalam negeri yang merupakan kapal Indonesia, dan 13 SIKPI untuk kapal angkut asing, yaitu untuk kapal yang melakukan ekspor baik ke China maupun Hongkong.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meyakini ekspor hasil kelautan dan perikanan bakal terus meningkat serta pasokan komoditas perikanan ke dalam negeri juga bakal terus melesat sehingga mengantisipasi melemahnya kondisi perekonomian global. "Kenaikan ekspor pelan karena ekonomi global melemah," kata Menteri Susi di Jakarta, Kamis (8/12).

Namun, Susi mengingatkan di sejumlah daerah seperti Bali mengalami jumlah ekspor yang meningkat pesat.

Selain itu, ujar dia, penyerapan hasil perikanan di domestik atau dalam negeri pada saat ini juga dinilai sangat luar biasa.

Dia menyakini bahwa KKP juga telah efektif dalam melakukan pengendalian mutu dan keamanan pangan, yaitu berdasarkan monitoring residu dari 4.192 sampel, ditemukan 99,89 persen bebas residu. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: