Badan Pusat Statistik mencatat, nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Bali pada Desember 2016 mencapai 106,74 persen atau melampaui angka nasional periode sama sebesar 101,49 pesen. "NTP Bali mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya dan NTP nasional justru meningkat dibandingkan bulan November," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu (4/1/2017) .
Ia mengatakan, NTP Bali pada Desember 2016 menurun 0,3 persen dari 107,16 persen pada November 2016 menjadi 106,74 persen pada Desember 2016. Sedangkan NTP tingkat nasional pada Desember 2016 sebesar 101,49 persen atau mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 101,31 persen. Adi menambahkan, dari sisi indeks yang diterima petani (lt) mengalami penurunan sebesar 0,18 persen dari 130,96 persen pada November 2016 menjadi 130,72 persen pada Desember 2016.
Sedangkan dari sisi indeks yang dibayar petani (lb) meningkat sebesar 0,12 persen dari 122,32 persen menjadi 122,47 persen. Adi menjelaskan, dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, tiga di antaranya mengalami penurunan dan dua subsektor mengalami kenaikan. Ketiga subsektor yang mengalami penurunan terdiri atas tanaman pangan 1,21 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,44 persen, dan subsektor peternakan 0,12 persen.
Sedangkan dua subsektor yang mengalami penurunan terdiri atas hortikultura 0,32 persen dan perikanan 0,31 persen. Adi menambahkan, NTP mampu menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk biaya produk pertanian. Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, semakin tinggi NTP dan semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga. Selain itu menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di daerah pedesaan, ujar Adi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement