Tren kinerja perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) terus memperlihatkan peningkatan, khususnya pada November 2016. Peningkatan kinerja perbankan tersebut membuat fungsi intermediasi berjalan dengan baik. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total aset perbankan Sulsel mencapai Rp124,5 triliun atau tumbuh 9,3 persen. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun sebesar Rp81,55 triliun.
Kepala Perwakilan BI Sulsel Wiwiek Sisto Widayat mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja perbankan Sulsel. Pertama, perilaku masyarakat perbankan dalam triwulan terakhir yang terus mengejar target pertumbuhan tahunan. Buktinya, terjadi peningkatan penyaluran kredit dan pengumpulan DPK.
Faktor kedua, menurut Wiwiek, kinerja perbankan terbantu oleh program amnesti pajak di mana masyarakat kian banyak yang memanfaatkannya. Program pengampunan pajak itu kebanyakan dimanfaatkan oleh para pengusaha maupun pihak UMKM. Terakhir atau faktor ketiga yakni tren penurunan suku bunga kredit perbankan sehingga banyak pengusaha melakukan pinjaman pembiayaan.
Lebih jauh, Wiwiek menjelaskan penyaluran kredit juga terus tumbuh. BI mencatat perbankan Sulsel telah menyalurkan kredit sebesar Rp102,93 triliun atau tumbuh 12,75 persen. Pertumbuhan kredit tertinggi dicatat oleh kredit investasi (14,65 persen), diikuti kredit konsumsi (12,67 persen), dan kredit modal kerja (11,90 persen).
Bila ditelusuri secara sektoral, pertumbuhan kredit tertinggi tercatat pada industri pengolahan (43,75 persen), diikuti pertanian dan kehutanan (39,65 persen), serta perikanan (36,26 persen).
"Berdasarkan lokasi, penyaluran kredit tertinggi masih berpusat di ibukota provinsi, yakni Makassar sebesar 65,56 persen; disusul Parepare (5 persen); dan Palopo (3,35 persen)," kata Wiwiek di Makassar, Kamis (5/1/2017).
Selanjutnya, untuk pembiayaan perbankan syariah di Sulsel pada November 2016 tercatat Rp5,77 triliun atau mengalami kontraksi 0,15 persen. Wiwiek mengatakan pertumbuhan pembiayaan tertinggi perbankan syariah berasal dari pembiayaan konsumsi (3,11 persen) disusul modal kerja (1,58 persen).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement