Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Harus Bisa Yakinkan Masyarakat Semen Rembang untuk Kemakmuran

Pemerintah Harus Bisa Yakinkan Masyarakat Semen Rembang untuk Kemakmuran Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sosiolog Nia Elvina mengatakan pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa pembangunan pabrik Semen Rembang untuk kemakmuran masyarakat. Menurut Nia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (8/1/2017), upaya tersebut dapat saja dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya sosialisasi ke kalangan masyarakat sekitar industri Semen Rembang.

Paling penting dari itu, ucap Nia, pemerintah dan BUMN seperti Semen Rembang harus menunjukkan keinginan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Minimal menghilangkan kesenjangan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Fokus pada pertumbuhan dan pemerataan ekonomi sehingga cita-cita bangsa kita yang tercantum pada sila kelima bisa tercapai," kata Nia.

Nia juga menganggap kerapnya aksi pro dan kontra pabrik Semen Rembang, terutama dari kelompok masyarakat penolak yang gencar menyambangi cendekiawan, ulama serta tokoh bangsa guna mencari dukungan, dapat ditangkal secara mudah oleh pemerintah.

Apalagi tokoh-tokoh bangsa tersebut banyak sebenarnya yang kurang informasi dan memahami inti masalah polemik Semen Rembang. Menurut Nia, pemerintah dan pihak Semen Rembang harus aktif dan masif menjelaskan ke publik tentang keadaan sebenarnya.

"Sehingga pendapat yang kurang tepat tadi bisa diluruskan. Pemerintah kan pengelola negara, mempunyai kemampuan mumpuni untuk mengelola konflik dalam masyarakat dengan baik untuk menuju kemakmuran bersama," ucap Nia.

Jika pemerintah dan pihak Semen Rembang tidak segera melakukan hal seperti itu, ujar Nia, maka dapat mengarah terjadinya manipulasi fakta dan data ke tokoh bangsa mengenai polemik yang terjadi dari kelompok masyarakat penolak.

Ia mengatakan polemik Semen Rembang yang berdampak melibatkan masyarakat, terutama dari kelompok warga penolak tidak lepas dari adanya upaya hasutan dilakukan segelintir orang sehingga membuat masyarakat mudah terprovokasi sebab menganggap keberadaan industri negara sama saja dengan milik swasta.

"Mereka jadinya menganggap tidak berdampak secara signifikan terhadap kemakmuran sehingga isu ekonomi itu menjadi amat sensitif," ucap Nia yang juga tergabung dalam Kelompok Peneliti Studi Pedesaan Universitas Indonesia itu.

Seperti diketahui, hingga saat ini aksi pro dan kontra dari masyarakat soal pabrik Semen Rembang masih terus berlangsung di Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya telah mempertemukan kedua kubu guna mendengar aspirasi masing-masing. Kelanjutan Semen Rembang akan diputuskan oleh pemerintah pada 17 Januari mendatang.

Saat ini, menyangkut kelayakan lingkungan dan keberadaan pabrik Semen Rembang sedang ditangani tim kecil yang beranggotakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Kantor Staf Presiden. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: