Sekretaris Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Sumatera Utara, Padian Adi S. Siregar mengatakan, hingga saat ini daerah Sumut khususnya kota Medan, BBM jenis premium mulai langka. Bahkan kelangkaan ini terjadi di semua SPBU di Kota Medan-Binjai dari hari Rabu (11/01/2017) menyebabkan pengendara yang ingin mengisi Premium terpaksa beralih ke Pertalite dan Pertamax.
"Premium langka disinyalir karena tidak didistribukannya dari depot BBM di Belawan dan depot lain di Sumatera Utara. Kelangkaan Premium juga terjadi di SPBU COCO milik Pertamina yang notabene SPBU yang dipastikan stoknya tetap tersedia meskipun seluruh SPBU lain mengalami kelangkaan BBM," katanya di Medan, Kamis (12/1/2017).
Diketahuinya , karena ada pernyataan dari pihak SPBU COCO Putri Hijau, premium langka diakibatkan tidak didistribusikan lagi premium ke SPBU dan akan dihapuskan. Informasi premium langka dan akan dihapuskan tentu mengagetkan masyarakat karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan secara langsung baik dari Pemerintah maupun Pertamina.
"Idealnya Pertamina harus menjelaskan kepada masyarakat, mengapa terjadi kelangkaan premium di Medan-Binjai? Jangan sampai masyarakat menduga-duga sehingga muncul informasi yang simpang siur," ujarnya.
Dikatakannya, pertamina jangan membuat kegaduhan dengan tidak memberikan informasi yang jelas mengenai kelangkaan premium. Sesungguhnya penyebab premium langka harus disampaikan secara jelas, apakah karena BBM non-subsidi naik kemudian pengendara beralih ke premium sehingga jadi langka atau ada kebijakan lain yang memaksa pengendara harus beralih ke BBM non-subsidi.
"Kelangkaan premium yang terjadi di SPBU, Pertamina tidak boleh lempar tanggungjawab dan mencari kambing hitam. Pertamina memiliki kecenderungan selalu mengalihkan tanggungjawab kepada pemerintah, apabila timbul permasalahan yang berkaitan dengan kebijakan yang tidak populer. Mulai pencabutan subsidi BBM, kenaikan harga, mengurangi pompa premium hingga lahirnya produk pertalite, Pertamina selalu menyatakan kebijakan itu adalah keinginan pemerintah dan Pertamina hanya menjalankan saja sebagai operator,"ujarnya.
Akhirnya, masyarakat juga yang akan dikorbankan dan dirugikan dengan kondisi premium langka. Idealnya, kelangkaan BBM subsidi tidak boleh terjadi diakibatkan naiknya harga BBM non-subsisi. Pemerintah bersama Pertamina harus hadir menjamin ketersediaan premium walaupun kurs dan harga minyak dunia naik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement