PT Bahana TCW Investment Management menilai bahwa investor asing masih melirik Indonesia sebagai pilihan investasi meski dibayangi sentimen ketidakpastian global terutama dari Amerika Serikat.
Direktur dan Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat di Jakarta, Kamis (19/1/2017), mengatakan bahwa terpilihnya Donald Trump digadang bakal menerapkan kebijakan yang proteksionis dan populis, yang dikhawatirkan menurunkan arus modal masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Namun, investor asing tetap melirik Indonesia karena kenaikan harga ekspor komoditas primer. Paling tidak, hal itu ditunjukkan oleh kembali meningkatnya kepemilikan investor asing atas surat utang negara," katanya.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai pemerintah yang terus melanjutkan reformasi fiskal, salah satunya dengan membenahi sisi penerimaan negara melalui kebijakan amnesti pajak juga akan menjaga perekonomian domestik.
"Reformasi struktural yang menyeluruh menjadi stimulus terpenting untuk mengatasi berbagai tantangan fundamental kita seperti ketimpangan kemakmuran, menurunnya daya saing dan produktivitas, keterbatasan likuiditas, hingga ketergantungan kepada dana asing untuk menggerakan roda pembangunan," katanya.
Budi Hikmat juga mengatakan bahwa dana deklarasi di dalam negeri yang relatif besar membuka potensi penerimaan pajak. Namun, potensi itu hanya dapat dikapitalisir melalui perbaikan administrasi perpajakan.
"Dengan administrasi yang lebih baik, kami meyakini Indonesia akan mengkapitalisir berbagai potensi yang dimiliki agar pertumbuhan ekonomi lebih cepat, inklusif, dan berkelanjutan," katanya.
Pada sisi moneter, lanjut dia, selain melonggarkan aturan makroprudensial, perekonomian domestik juga didukung oleh Bank Indonesia dengan turut memperkuat transmisi moneter dan pendalaman sektor keuangan.
Di tengah situasi yang optimistis itu, Presiden Direktur Bahana TCW Edward P. Lubis mengatakan bahwa pihaknya menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) tumbuh lebih dari 13 persen tahun 2017 ini menjadi Rp43 triliun dari tahun lalu Rp37,82 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi domestik tetap menguntungkan bagi investor untuk berinvestasi di dalam negeri," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement