Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prospek Ekonomi Membaik, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan

Prospek Ekonomi Membaik, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia? memutuskan untuk menahan suku bunga untuk yang ketiga kali sejak November tahun lalu. Keputusan ini diambil sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang mulai menunjukkan pemulihan, serta mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi domestik.

Bahana Securitues mencatat untuk yang pertama kalinya, bank sentral dalam statementnya memperkirakan ekonomi global memperlihatkan pemulihan khususnya ekonomi US dan China, meskipun ada beberapa risiko global yang masih menghantui yakni kebijakan fiskal dan perdagangan US, rencana kenaikan fed fund rate yang berpotensi menyebabkan kenaikan biaya penjamin, serta proses penyesuaian ekonomi dan keuangan China.

''Meski suku bunga tidak berubah, stance kebijakan BI masih menyiratkan pelonggaran moneter melalui optimalisasi bauran kebijakan macroprudential dan sistem pembayaran untuk mengoptimalkan perekonomian. Dengan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut, siklus pengetatan moneter diperkirakan baru akan terjadi tahun depan," kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian.

Lebih lanjut Ia menuturkan, bank sentral memperkirakan ekonomi tumbuh sekitar 5 persen sepanjang tahun lalu atau pada kuartal empat, BI memperkirakan ekonomi tumbuh lebih tinggi dari 4,8 persen, terutama ditopang oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan Investasi serta kinerja ekspor yang terus memperlihatkan perbaikan terutama karena pemulihan ekonomi di negara-negara mitra dagang Indonesia serta pemulihan harga komoditas global.

Pemulihan ekonomi ini diperkirakan masih akan berlanjut untuk sepanjang tahun ini, terutama ditopang oleh kinerja ekspor dan menggeliatnya investasi serta konsumsi domestik yang tumbuh stabil. Menurut Bahana, sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dalam tiga hingga enam bulan kedepan, karena negara-negara lainnya juga diperkirakan akan mengalami pemulihan ekonomi.

''Saat negara-negara lain juga mengalami pemulihan, Indonesia perlu kebih ekspansif khususnya kebijakan fiskal sehingga ekonomi tumbuh lebih tinggi dan bisa mendongkrak rating Indonesia," ungkap Fakhrul

Bank Indonesia juga mencermati tekanan inflasi sepanjang tahun ini yang berasal dari harga-harga yang diatur oleh pemerintah sejalan dengan reformasi kebijakan energi dan harga bahan pokok. Stabilisasi nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya dan tetap menjaga berjalannya mekanisme pasar akan tetap menjadi fokus bank sentral ditengah-tengah ketidakpastian yang masih meliputi pasar global.

Bahana memperkirakan risiko pelemahan nilai tukar kedepannya semakin kecil, meski Yellen dalam statemennya masih cenderung hawkish karena harga komoditas diperkirakan masih akan naik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: